Pesawat TNI AL Jatuh

Subuh Terakhir Pilot Lettu Yudistira Sebelum Jatuh di Selat Madura, Deretan Pengabdian Tak Main-main

Penulis: Ignatia
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pilot TNI AL Lettu Yudistira yang jatuh di pesawat di Selat Madura

TRIBUNJATIM.COM - Kenangan terakhir yang diingat Pilot Lettu Yudistira sebelum Pesawat TNI AL jatuh di Selat Madura akhirnya terungkap.

Ada obrolan bersama sang istri yang tengah mengandung anak pertama mereka.

Kini, pilu istri Pilot Lettu Yudistira setelah lokasi jatuhnya pesawat ditemukan dan badan pesawat segera akan diangkat dari laut.

Insiden Pesawat latih TNI AL jatuh di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Selat Madura, itu terjadi pada Rabu (7/9/2022) pagi.

Pesawat Bonanza dilaporkan hilang kontak usai lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya, dengan rute Sub-(Armada) Loc Area-Sub, pukul 08.45 WIB.

Baca juga: 7 KRI dari Koarmada II Dikerahkan Cari Lokasi Jatuh Pesawat Latih TNI AL di Perairan Barat Surabaya

Mengutip Kompas.com, pesawat itu terbang dalam rangka melaksanakan latihan antiserangan udara atau Air Defense Exercise (Adex) Siaga Armada II bersama dengan unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di jajaran Komando Armada II.

Dalam latihan tersebut, pesawat Bonanza disimulasikan sebagai unit penyerang dengan skema antiserangan udara.

Namun sekitar 10 menit setelah lepas landas, pesawat tersebut dilaporkan hilang kontak di antara Bangkalan dan Gresik, pukul 08.55 WIB.

"Pesawat tersebut mengalami gangguan kemungkinan, jatuh ke laut dan tenggelam," kata Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut Laksamana Muda Dwika Tjahja Setiawan dalam konferensi pers di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Jakarta, Rabu (7/9/2022) sore.

Pihak keluarga dua pilot yang ada dalam pesawat inipun sedang menanti-nanti kabar terkini nasib sang perwira.

Pihak keluarga akhirnya sempat mengungkap apa yang dilakukan oleh Pilot Lettu Yudistira, satu di antara pilot korban insiden ini.

Ternyata, sebelum memulai latihan di Rabu (7/9/2022) subuh sang pilot sempat habiskan waktu dengan istri.

Sang istri berinisial VI, begitu pilu bersama keluarga begitu menyadari apa yang terjadi dengan sang pilot saat ini.

Keluarga pun membongkar momen terakhir Pilot Lettu Yudistira.

Baca juga: Istri Pilot Pesawat TNI AL yang Jatuh di Selat Madura Tengah Hamil 9 Bulan, Bibi: Mau Melahirkan

Salah satu anggota keluarga atau Bibi VI, Eni Sriwijayati, mengatakan, pihaknya belum mengetahui banyak informasi mengenai hasil terbaru proses pencarian suami dari keponakannya itu.

Hanya saja, pihak keluarga besar memang sedang menyiapkan segala sesuatunya, jika nanti ada perkembangan signifikan dan lebih jelas mengenai proses pencarian tersebut.

"Saya enggak tahu, belum masuk ke dalam, saya cuma bulek (bibi). Iya istrinya keponakan saya. Ya cucu ponakan," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di depan rumah.

Namun, berdasarkan informasi yang sempat didengarnya dari orang tua VI, keponakannya itu, terakhir kali berkomunikasi dengan suaminya, Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi, sebelum berangkat berdinas, pada Rabu (7/9/2022) pagi.

"Tadi barusan dari sini. Kan pulang pergi dari sini. (Terakhir komunikasi Subuh pagi) Iya," katanya.

Setahu Eni, Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi berasal dari Kabupaten Bondowoso.

Semenjak menikah dengan VI sekitar setahun lalu, pilot yang menjabat Wadan Pesud 2 Flight II Ron 200 itu, tinggal serumah dengan mertuanya.

Ilustrasi pesawat TNI AL yang jatuh di Selat Madura (Kompas TV, Tribun Jatim)

Hingga saat ini, Tim SAR TNI AL masih belum bisa memastikan kondisi pilot yang ada di dalam pesawat.

Pihaknya mengatakan, tangkapan sinar sonar kapal TNI AL tidak secara detail menggambarkan mengenai kondisi kru pesawat.

"Untuk kondisi pilot juga masih belum bisa kita pastikan," terang dia.

Kini pihak TNI AL masih terus melakukan penyelidikan dan evakuasi pasalnya kondisi sang pilot hingga kini masih menjadi misteri.

Sosok sang pilot pun menjadi sorotan.

Ternyata pilot yang mengemudikan pesawat tersebut sudah sangat berpengalaman dalam misi-misi penting negara.

Dikutip Tribun Jatim dari GridHot, pada November 2020, Lettu Pelaut Yudistira Eka Permadi mengikuti misi penting TNI AL di kawasan Natuna, Kepulauan Riau.

Baca juga: Nasib Artis Cantik Sering Pamer Ketiak, Akui Bosan Pacaran Gegara ini, Kini Ingin Nikah: Waktunya

Untuk melatih kesiapsiagaan di perbatasan, prajurit Komposit Marinir Natuna Pasmar 1 melaksanakan uji komunikasi dengan pesawat TNI AL CN-295, di Natuna.

Uji alat komunikasi dengan pesawat TNI AL CN-295 ini menggunakan Radio dengan jenis Dicom RF 4050 VHF/UHF Vehicularradio yang terpasang di Ranpur BVP-2 dan Roket MLRS Vampire.

"Kita melaksanakan uji alat komunikasi dengan pesawat TNI AL CN-295 dengan Pilot Mayor Laut (P) Bani Safangat," ujar Pasiops Yonif 2 Brigif 1 Marinir selaku Komandan Satgas Komposit Marinir Satuan TNI Terintegrasi Natuna Pasmar 1 Mayor Marinir Erwin Wisnu Putra.

Dalam uji komunikasi yang juga melibatkan oleh Co Pilot Lettu Laut (P) Yudistira dan Komandan Peleton Arhanud Lettu Marinir Yusha Amriz ininmengambil jarak komunikasi sekitar 32 kilometer dari stelling BVP-2 dan Roket MLRS Vampire.

"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan alat komunikasi yang kita gunakan di daerah perbatasan ini dapat berfungsi dengan sehingga dapat mendukung tugas pokok kita untuk mengawal pulau terdepan di wilayah NKRI ini," imbuh Mayor Erwin Putra.

Pesawat Bonanza TNI AL (Kompas.com)

Pada Maret 2020, pilot pesawat TNI AL yang jatuh di Selat Madura mengikuti latihan terjun malam dilakukan dari ketinggian 6.000 kaki dari pemukaan laut.

Bersama pilot Kapten Pelaut Wisnu Akbar, Letnan Satu Pelaut Yudistira menerbangkan pesawat Casa NC-212-200 U-6216 Skuadron 600 Wing Udara 2 Puspenerbal Surabaya.

Prajurit Batalion Intai Amfibi 2 Marinir melaksanakan latihan terjun di malam hari dalam rangka meningkatkan kemampuan dan ketrampilan terjun tempur.

Letnan Satu Marinir Tatag Hidayat selaku perwira pelaksana latihan melalui keterangan tertulis, Kamis, mengatakan, selain terjun tempur siang dan malam hari, juga dilaksanakan terjun payung akurasi.

"Sebelum melaksanakan penerjunan dilakukan pemeriksaan kesehatan, ground training dan briefing kepada seluruh penerjun," katanya di sela pelaksanaan kegiatan di Lapangan Tembak Internasional FX Soepramono Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur.

Ia mengemukakan, kemudian setelah selesai penerjunan dilaksanakan evaluasi latihan yang telah dilakukan.

"Dengan harapan profesionalisme prajurit Taifib 2 Mar selalu terjaga dan terus meningkat," ucapnya.

Berita seputar Pesawat TNI AL Jatuh

Berita Terkini