Kecelakaan

Nasib Tragis Pemuda di Blitar, Tewas di Sekitar Rel Kereta Api, Diduga Cintanya Baru Kandas

Penulis: Imam Taufiq
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sepeda motor korban, Honda CBR, ditemukan karena dititipkan korban ke teman, yang jadi satpam, di dekat TKP mayat korban ditemukan.

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Imam Taufiq

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Belum diketahui apa yang terjadi dengannya, Rio (24), lajang asal Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Blitar, ditemukan tewas dengan mengenaskan.

Tubuhnya terluka parah, bahkan bukan hanya tak bisa dikenali wajahnya namun kedua tangannya terpisah dengan tubuhnya.

Karena kondisinya seperti itu sehingga korban sempat dinyatakan Mr x karena tak ditemukan identitasnya. Makanya, petugas berusaha menemukan potongan tubuhnya, agar identitasnya segera diketahui.

Namun, untuk menemukan kedua tangannya, petugas harus menelusurinya.

Sebab, yang ditemukan pertama kali adalah tubuhnya. Lalu, petugas mencari keberadaan tangannya. Baru kedua tangannya ditemukan, dengan terpisah sekitar 500 meter dari penemuan tubuhnya.

Karena penemuan tubuh korban itu berada di rel KA, dan ditambah kondisi lukanya separah itu, sehingga dipastikan penyebab kematian korban bukan karena pembunuhan. Namun, tewasnya korban itu akibat tertabrak atau menabrakkan diri ke KA.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Jombang-Mojokerto, Mobil Hiace Hantam Pickup Muatan Melon, Satu Orang Tewas

"Soal dugaan-dugaan seperti itu (bunuh diri atau tidak), itu masih kami selidiki," kata AKP Burhanudin, Kapolsek Garum, Selasa (13/9/2022).

Menurutnya, penemuan mayat korban itu berlangsung dramatis, meski tanpa sengaja dicari. Sebab, pihak keluarganya mungkin belum menyadari kalau korban sudah tewas dengan kondisi seperti itu.

Mayat korban ditemukan oleh pencari rumput, Sabtu (10/9/2022) siang.

Saat ditemukan, jasadnya berada di tepi rel kA, sepertinya terpental. Itu ditemukan di tempat yang sepi karena berada di persawahan, yang jauh dari perkampungan atau tepatnya, di belakang SPBE (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji), yang berada di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum.

Dugaannya, korban mengakhiri hidupnya bukan Sabtu siang itu melainkan, Jumat (9/9/2022) malam.

"Yang ditemukan oleh warga pertama kali adalah tubuhnya, dengan kondisi penuh luka yang cukup parah)," ungkapnya.

Karena baru ditemukan tubuhnya, sehingga petugas bersama warga mencari potongan tubuhnya yang lain, seperti kedua tangannya. Namun, dicari di sekitar TKP, itu tak ditemukan. Akhirnya, Sabtu sore itu, jasad korban yang belum diketahui identitasnya itu dibawa ke kamar mayat RSUD Ngudi Waluya.

Bersamaan itu, petugas terus mencarinya dan baru ditemukan sehari kemudian, Minggu (11/9/2022) siang. Dari penemuan tangan itu, akhirnya petugas menemukan identitas korban setelah dilakukan sidik jarinya, Senin (12/9/2022).

Selanjutnya, orangtua korban didatangkan, untuk mengecek jasad korban. Oleh orangtuanya, korban dikenali dari gigi kanannya yang gingsul dan tahi lalat yang ada di bawah bibirnya.
"Dari ciri korban yang dikenali orangtuanya itu kian menguatkan identitas korban yang sebenarnya," ungkapnya.

Meski identitas korban sudah diketahui namun belum berhenti sampai di situ. Sebab, petugas harus menguak motif dibalik kejadiannya itu. Termasuk, di mana sepeda motor korban. Sebab, saat keluar dari rumahnya terakhir, Jumat malam itu, ia diketahui mengendarai sepeda motornya, yang biasa dipakai ke mana-mana, yakni Honda CBR. Akhirnya, petugas menelusurinya, dengan menanyakan ke teman-temannya, termasuk orang yang biasa mangkal di sekitar TKP. Rupanya, dengan mudah petugas menemukan sepeda motor korban.

"Itu ditemukan di SPBE karena memang dititipkan korban ke satpam SPBE, yang tak lain temannya korban," paparnya.

Namun, si satpam yang bernama Guntur (40) itu tak mengetahui apa-apa terkait kematian korban. Bahkan, mungkin saat ada penemuan mayat korban, yang ditemukan di belakang lokasi kerjanya, juga tak menyangka kalau itu mayat temannya. Ia baru sadar setelah ada petugas yang menemuinya, Senin (12/9/2022), untuk menanyakan sepeda motor korban.

Dari keterangan si satpam itu, akhirnya kian lengkap kronologisnya.

Menurutnya, Jumat malam atau sekitar pukul 22.00 WIB, ia didatangi korban, dengan mengendarai sepeda motornya itu. Tak berselang lama, korban menitipkan sepeda motornya termasuk kuncinya juga.
"Katanya, dia (korban) mengaku akan nongkrong di dekat SPBE itu, sehingga si satpam itu tak punya kecurigaan apa-apa," ujarnya.

Memang, di sepanjang jalan depan SPBE itu banyak tempat buat nongkrong karena berdekatan dengan tempat usaha lainnya, seperti SPBU, pertokoan seperti supermarket (Alfa) dan warung kopi.

Namun, sebelum meninggalkan sepeda motornya di SPBE, korban sempat bercerita ke Guntur meski hanya singkat. Namun demikian, Guntur dengan mudah paham kalau korban sedang galau malam itu.

"Kepada si satpam itu, ia mengaku kalau habis putus dengan pacarnya. Namun, tak cerita detail. Setelah itu atau sejak menitipkan sepeda motornya itu, kata si satpam, korban sudah tak menghubunginya lagi," pungkasnya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini