Barcode ini disebar di beberapa titik Museum Trowulan dan pengunjung cukup melakukan scan barcode dari aplikasi tersebut.
“Sudah kami serah terimakan ke Pusat Informasi Majapahit, jadi pengunjung bisa tahu bahwa museum tidak lagi ketinggalan zaman. Target utama selanjutnya ialah siswa sekolah yang belajar sejarah, dapat menggunakan alat teknologi yang dibuatnya, seperti yang diterapkan di museum,” ujarnya.
Iqu juga mengungkapkan akan mengembangkan aplikasinya untuk benda-benda bersejarah lainnya yang tidak ditampilkan di gedung utama museum.