TRIBUNJATIM.COM - Akhirnya oknum TNI yang beraksi dengan menendang Aremania di lapangan hingga videonya viral itu terungkap.
Anggota TNI itu minta maaf pasca aksinya viral dan mengundang hujatan publik.
Bagaimana dengan nasib korban yang ditendang secara membabi buta oleh oknum tersebut?
Video permintaan maaf anggota TNI ini sebenarnya sudah tersebar ramai di media sosial.
Pada akhirnya kini juga terkuak bagaimana nasib korban yang viral di video.
Baca juga: Tunggakan Pajak Arema FC ke Pemkab Malang Disinggung Bupati Sanusi: Bayarlah, Ditaksir Capai Rp 1M
Oknum TNI yang menendang suporter Arema FC saat terjadi kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022), meminta maaf kepada korban dan keluarga korban.
Permintaan maaf itu tampak dari video oknum TNI yang beredar di media sosial.
Video menunjukkan pelaku yang berkunjung ke rumah korban dan sedang berbicara dengan seorang perempuan yang diduga keluarga korban.
Peristiwa itu dibenarkan pendamping hukum korban dari Peradi Malang, Muji Laksono.
Sosok oknum TNI ini juga sempat menyita perhatian Jenderal Andika Perkasa.
Dia mengatakan korban yang ditendang oleh anggota TNI tersebut berinisial MHR (16) asal Poncokusumo, Kabupaten Malang.
"Sudah-sudah minta maaf (oknum anggota TNI), kemarin Selasa (4/10/2022).
Pangdam juga datang (ke rumah korban)," kata Muji saat dihubungi via telepon pada Rabu (5/10/2022), dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com.
Muji menjelaskan bahwa MHR saat peristiwa terjadi, turun ke lapangan untuk memberi semangat kepada tim Arema FC setelah kalah dari Persebaya.
Tetapi terjadi kesalahpahaman antara aparat dengan suporter sehingga terjadi kericuhan.
Baca juga: Tunggakan Pajak Arema FC ke Pemkab Malang Disinggung Bupati Sanusi: Bayarlah, Ditaksir Capai Rp 1M
"Ya enggak mau bikin kerusuhan, tapi mungkin salah paham antara aparat dan penonton, artinya dihalau lah penonton ini yang sudah di lapangan termasuk Rafi itu, tumbang, seperti yang di video," katanya.
Dia mengatakan MHR dipukul dan ditendang masing-masing sebanyak dua kali.
"Iya itu, setelah itu ada yang mukul juga pakai tongkat, ditendang dua kali, dipukul dua kali, beda orang yang mukul," katanya.
Kemudian, MHR memutuskan untuk kembali ke tribun dan pingsan.
MHR kemudian ditolong oleh suporter lainnya dan teman-temannya.
"Akhirnya naik lagi ke anu (tribun) semaput, pingsan, terus ditolong orang, setelahnya teman-temannya tahu, dirangkul, dia pusing," katanya.
Kini telah diketahui juga nasib korban yang menjadi sasaran tendangan anggota TNI itu.
Ternyata beruntungnya ia tidak termasuk 131 korban yang meninggal dunia, meskipun korban juga sempat mengalami mata perih dan sesak napas akibat dari gas air mata.
Tetapi, MHR bisa menyelamatkan diri.
Baca juga: Masih Belum Kuat, Curhat Pilu Ibu Najwa Korban Tragedi Kanjuruhan Malang, Menyesal Izinkan Anak
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, TNI akan mengusut anggotanya yang terekam video amatir menendang suporter Arema selepas pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu.
Insiden itu juga berbarengan dengan kericuhan yang berujung pada meninggalnya 131 suporter Arema FC.
Kebanyakan korban meninggal karena berdesakan saat menghindari gas air mata yang dilepaskan polisi.
Berita lainnya seputar Tragedi Arema vs Persebaya lainnya