Berita Malang

Penguatan UMKM Jadi Andalan Utama Pemkot Malang Hadapi Krisis Ekonomi Global

Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Malang Sutiaji bicara soal pemulihan ekonomi

TRIBUNJATIM.COM, MALANG- Penguatan UMKM masih menjadi fokus utama Pemerintah Kota Malang dalam menghadapi krisis ekonomi global.

Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Malang, Sutiaji guna memulihkan ekonomi pasca meredanya pandemi Covid-19.

Orang nomor satu di Kota Malang itu mengatakan, meski pandemi mulai mereda, namun pemulihan ekonomi masih menjadi fokus utama Kota Malang.

"Fokus kami pada 2023 masih tetap kepada pemulihan ekonomi. Apalagi sekarang ada isu besar, terkait dengan kelangkaan energi, kelangkaan pangan hingga krisis ekonomi global. Makannya sektor riil ini harus dikuatkan," ucapnya.

Sejumlah kebijakan yang saat ini sedang dan akan dilakukan oleh Pemkot Malang ialah menguatkan kembali UMKM.

Kemudian menggelontorkan bantuan sosial bagi masyarakat dan melakukan percepatan akses keuangan daerah.

"Dengan tiga poin itu kami harapkan, belanja daerah lebih menonjol kepada UMKM," ujarnya.

Sutiaji menjelaskan, pada saat pandemi Covid-19 lalu, yang menjadi persoalan utama ialah tidak ketemunya antara permintaan dan produsen.

Hal ini yang menyebabkan ekonomi tidak berjalan dengan lancar, sebagaimana semestinya.

Untuk itu, pelatihan dan pendampingan kepada UMKM dan IKM masih menjadi program Pemkot Malang pada 2023 mendatang.

Baca juga: Bundaran Pacet Dijadikan Lokasi Car Free Day, Jadi Upaya Pemulihan Ekonomi di Kabupaten Mojokerto



"Kendalanya UMKM kita itu kalau dibelikan (permintaan) dengan kapasitas besar dia gak siap. Kontrol quality-nya kurang bagus. Perlu penguatan lagi," ucap pria kelahiran Lamongan itu.

Dilihat dari pertumbuhan ekonomi Kota Malang hingga awal November 2022 ini, Sutiaji mengatakan, bahwa Kota Malang masih di bawah Probolinggo dan Surabaya.

Sektor perdagangan dan jasa masih menjadi sumbangsih Kota Malang tertinggi dalam hal ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi kita (Kota Malang) masih di atas rata-rata meski di bawah Probolinggo dan Surabaya. Kalau Surabaya jelas, mereka ibu kota provinsi. Sedangkan Probolinggo, perkantoran semua banyak di sana. Sedangkan kita masih mengandalkan perdagangan dan jasa," tandasnya.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini