TRIBUNJATIM.COM - Kematian Prada Indra alias Muhammad Indra Wijaya kini tengah menjadi sorotan.
Prada Indra meninggal dunia setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Manuhua Biak, pada Sabtu (19/11/2022).
Prada Muhamad Indra Wijaya merupakan Tamtama yang bertugas di Sekretariat Makoopsud III Biak.
Kematian Prada Indra itu pun dianggap tak wajar.
Pihak keluarga menduga ada kejanggalan atas kematian Prada Indra sebab di jasadnya ditemukan sejumlah luka lebam dan diduga ada pula luka sayatan.
Hingga akhirnya dugaan penganiayaan muncul dan empat prajurit TNI AU kini menjadi tersangka.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi ikut menyorti kasus ini.
Ia menilai ada upaya menutup-nutupi penyebab kematian prajurit TNI AU Prada Muhammad Indra Wijaya.
Hal itu terlihat dari perbedaan antara keterangan yang disampaikan Koopsud III Biak dengan kondisi fisik jenazah Prada Indra yang ditemukan sejumlah luka lebam serta sayatan.
"Perbedaan antara keterangan pihak kesatuan dan kondisi yang disaksikan pihak keluarga, mestinya sudah cukup untuk menjadi dasar dugaan adanya menutup-nutupi fakta kejadian yang sesungguhnya," kata Fahmi kepada Kompas.com, Rabu (23/11/2022).
Baca juga: Pesan Terakhir Prada Indra ke Kekasih Sebelum Tewas Diduga Dianiaya, Kakak Awalnya Tak Merasa Curiga
Fahmi mengatakan indikasi bahwa korban telah mengalami tindak kekerasan sebelum meninggal, sebagaimana informasi keluarga mengenai kondisi jenazah, jelas merupakan bantahan dan bentuk keraguan atas keterangan medis dari kesatuan Prada Indra bertugas.
Oleh karena itu ia meminta TNI AU mengusut tuntas penyebab kematian Prada Indra yang di tubuhnya ditemukan sejumlah luka.
Padahal pihak kesatuan Prada Indra bertugas yakni di Biak, Papua mengatakan bahwa penyebab kematiannya ialah dehidrasi.
"Informasi yang disampaikan pihak keluarga itu harus direspons serius. TNI harus melakukan investigasi penyebab kematian yang sesungguhnya. Semisal kemungkinan adanya penganiayaan maupun perkelahian. Termasuk melalui autopsi terhadap jasad Prada Indra," lanjut Fahmi.
Sementara itu, TNI Angkatan Udara (AU) dalam hal ini Satuan Polisi Militer (Satpom) Koopsud III Biak, masih terus menyelidiki dan mendalami dugaan kekerasan yang dialami Indra.