Berita Blitar

Teriakan Warga Blitar Bikin Geger, Mertua Akhiri Hidup karena Kiosnya Terbakar di Pasar Kesamben

Penulis: Imam Taufiq
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Blandar dapur rumah, tempat pemilik kios Pasar Kesamben, Blitar bunuh diri

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Imam Taufiq

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR- Kebakaran Pasar Kesamben, yang menghanguskan 450 kios, Minggu (27/11/2022) malam lalu, dengan tanpa ada solusi secepatnya dari Pemkab Blitar, akhirnya berdampak buruk pada psikis para pedagangnya.

Sebab, mereka bukan cuma bingung karena kehilangan tempat satu-satunya untuk mencari makan selama ini, namun juga memikirkan angsuran bank, yang dipakai modal usahanya itu.

Dampak buruk, yang tanpa diduga itu, ternyata ada yang sudah nekat bunuh diri akibat putus asa setelah tak bisa berjualan.

Adalah Sukimin ((61), pemilk bedak yang asal Desa/Kecamatan Kesamben.

Jumat (02/12/2022) dini hari, korban ditemukan gantung diri di dalam rumahnya. Dugaan kuat, karena korban putus asa akibat kebakaran Pasar Induk Kesamben, Minggu (27/11/2022) malam.

Kebakaran itu menghanguskan bedak dan isinya, hingga membuat korban kehilangan penghasilan rutin satu-satunya.

"Kalau menurut keluarganya memang seperti itu (korban atau bapaknya depresi sejak bedaknya terbakar sehingga kehilangan harapan hidup)," kata Iptu Suhartono, Kapolsek Kesamben.

Di Pasar Kesamben, korban diketahui sebagai pedagang perkakas dapur, seperti panci, parut, dan lainnya.

Bahkan, korban juga dikenal punya bedak lebih dari satu, termasukk anak-anaknya juga berjualan di pasar itu.

Malah, informasinya, korban baru melunasi pinjamannya di bank, lalu mengambil pinjaman lagi.

Mungkin itu dipakai buat modal karena korban dikabarkan juga baru beli bedak lagi.

Baca juga: Tim Labfor Plototi Empat Bedak Pasar Kesamben Blitar, Sumber Api Pertama Kali Muncul?

"Dugaannya, memang seperti itu karena sejak tidak berjualan beberapa hari ini, ia selalu terlihat murung dan banyak diam," ujar tetangganya, pria berusia sebaya dengan korban.

Menurut Suhartono, kejadian bunuh diri itu pertama kali diketahui Ari (37), menantunya. Diperkirakan kalau Ari baru saja bangun tidur lalu hendak ke kamar mandi, dengan melewati dapur rumahnya.

Namun, sesampai di dapur, ia kaget karena melihat tubuh bapaknya dalam keadaan menggantung.

Lehernya terlilit tali tampar yang diikatkan pada kayu blandar dapur setinggi 2,5 meter, sedang kakinya menyentuh lantai.

Karuan, Ari yang tak menyangka kalau bapak mertuanya bakal senekat itu, langsung berteriak histeris.

"Ya, warga kaget saat mendengar teriakan itu. Lebih-lebih setelah tahu kalau korban mengalami nasib seperti itu, warga tak menyangkanya. Tak ada tanda-tanda atau penyebab mencurigakan lainnya di tubuh korban kecuali tanda bunuh diri dengan cara gantung diri," kata Suhartono.

Menurut para tetangganya, sebelum korban ditemukan tewas gantung diri, memang kondisi psikisnya terlihat cukup berat atau seperti sedang punya masalah.

Namun, para tetangganya menyadari karena korban baru saja kehilangan tempat mata pencahariannya. Itu dianggapnya wajar karena biasanya ia tiap hari memegang atau mendapatkan penghasilan.

Begitu pasarnya terbakar dan bedak beserta isinya, tak tersisa sama sekali, akhirnya membuatnya jadi depresi.

"Kabarnya, memang baru beli bedak lagi. Namun, semua bedaknya kini tak ada, ya jadi kepikiran terus," ujar tetangganya.

Terakhir kali bertemu korban, menurutnya, baru malam lalu atau saat ada kegiatan rutin Yasinan dan Tahlil, Kamis (01/11/2022) malam. Meski korban hadir namun tak terlihat seperti biasanya, yang bersemangat namun malam itu agak lain.

Selain lebih banyak diam, saat berlangsung acara pembacaan Yasin, korban sepertinya tak mengucapkan keras seperti para jamaah yang lain, melainkan hanya membolak-balikkan kitab Yasin dan Tahlil.

Bahkan, biasanya dia juga aktif Salat Subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya namun pagi itu tak terlihat.

"Iya, tadi pagi saat Salat Subuh berjamaah, ia sudah tak terlihat," tuturnya.

Dugaannya, korban melakukan aksi gantung diri itu ketika waktu Salat Subuh atau dua jam sebelum mayatnya ditemukan dini hari itu pukul 005.00. WIB. Dari peristiwa gantung diri yang dilakukan korban itu, mestinya Pemkab Blitar segera tanggap mulai awal. Sebab, saat Rini Syarifah, Bupati Blitar mengecek ke lokasi pasar yang tinggal puing itu, para pedagang minta dicarikan solusi.

Bahkan, saat itu mereka terang-terangan minta dicarikan tempat sementara, agar para pedagang itu bisa berjualan selama pasar itu belum selesai dibangun.

Alasannya, jangan sampai pedagang itu tak bisa berjualan akibat pasarnya terbakar karena dampaknya akan kian lebih tragis. Sebab, tak sedikit dari mereka yang modalnya pinjam bank sehingga harus mengangsur rutin, bahkan ada yang mengangsur dengan per lima hari.

Sebab, itu bank thitil. Rupanya, kekhawatiran pedagang itu kini terbukti karena sudah ada yang bunuh diri.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini