Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sebanyak 6 warga Tulungagung terserang penyakit leptospirosis selama tiga bulan terakhir.
Dari 6 pasien itu, 3 di antaranya meninggal dunia.
Adapun leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira.
Penyakit ini kerap disebut penyakit kencing tikus, karena bakteri ini banyak ditularkan lewat kencing tikus.
Menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes), Didik Eka, pasien pertama yang meninggal dunia dari Desa Pandansari, Kecamatan Ngunut.
Lalu satu dari Desa Dono, Kecamatan Sendang dan satu lainnya dari Desa Punjul, Kecamatan Karangrejo.
Baca juga: Warga Tulungagung Dikeroyok Kerabat Lantaran Diduga Telah Mencabuli Anak Kandungnya Sendiri
Namun pasien dari Desa Punjul terserang saat berada di Sidoarjo.
"Dia tinggal di Sidoarjo namun KTP-nya dari Tulungagung, sehingga datanya masuk ke Tulungagung," terang Didik.
Sementara pasien meninggal yang ada di Desa Dono menularkan ke dua orang lainnya.
Satu pasien dirujuk ke RSUD dr Iskak, sudah dinyatakan sehat dan pulang hari ini, Selasa (10/1/2023).
Sementara satu pasien lainnya kondisinya membaik dan tidak dirujuk ke fasilitas kesehatan.
"Dari setiap pasien yang ditemukan, kami lakukan upaya tes kontak warga yang ada di lingkungan itu. Dua pasien lain yang di Desa Dono itu diketahui dari proses pelacakan," sambung Didik.
Sedangkan satu pasien lainnya yang selamat berasal dari Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung.
Dinkes menindaklanjuti temuan ini dengan melakukan sampling ginjal tikus di lingkungan pasien.
Baca juga: Warga Gilang Tulungagung Terserang Cikungunya, Dinkes Gercep Fogging di Lingkungan Warga
Sejumlah tikus ditangkap lalu, dibedah, lalu diambil ginjalnya untuk diuji di laboratorium.
Hasil uji laboratorium ini untuk memastikan ada tidaknya bakteri leptospira di ginjal hewan pengerat itu.
"Kecuali pasien yang dari Desa Punjul, kami tidak ambil sampel ginjal tikus di sekitarnya. Karena pasien terserang leptospirosis di luar daerah," papar Didik.
Selain lewat tikus, bakteri leptospira juga bisa menular lewat hewan mamalia lain, seperti kucing, anjing, babi dan sapi.
Dari sampel ginjal tikus di lingkungan pasien pertama, ditemukan bakteri leptospira.
Bakteri yang sama juag ditemukan di sampel kencing sapi.
Sebelumnya sempat terjadi tarik ulur untuk proses pemberantasan tikus di lingkungan pasien.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menganggap, pemberantasan tikus ini wewenang Dinas Pertanian.
Sementara Dinas Pertanian mengaku tidak bisa turun tangan, jika tikus itu belum dianggap hama yang merusak tanaman.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, mengatakan proses pelacakan dan tes warga di sekitar pasien sudah dilakukan.
Kini yang terpenting adalah upaya pemberantasan tikus di lingkungan pasien.
"Basmi tikus, tidak harus menunggu jadi hama tanaman. Kalau kepala dinas tidak mau, biar saya kethak," ujar Bupati.
Baca juga: Kasus Foto Wabup Tulungagung Diedit Jadi Foto Bupati, Polisi Sebut Penyelidikan Masih Berjalan
Berita Tulungagung lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com