TRIBUNJATIM.COM - Melakukan diet tidak melulu harus membatasi diri untuk tidak mengonsumsi makanan.
Namun, ada baiknya memilih menu makanan yang baik dan seimbang menjadi metode diet paling baik sekaligus ampuh menjaga kesehatan tubuh.
US News & World Report merilis daftar diet terbaik 2023 dan diet terburuk yang diberi peringkat oleh para ahli medis, termasuk diet terbaik untuk menurunkan berat badan.
Mereka memberikan peringkat terhadap 24 jenis diet yang efektif untuk menurunkan berat badan berdasarkan penilaian para ahli kesehatan, termasuk ahli gizi, dokter spesialis diabetes, kesehatan jantung, dan ahli penurunan berat badan.
Diet-diet ini diklaim mudah untuk diikuti dalam jangka panjang dan berkelanjutan.
Berbagai rencana menu makan juga dijelaskan.
Dari 24 jenis diet terbaik, berikut lima peringkat teratas diet untuk menurunkan berat badan, dilansir dari Health US News.
Weight Watchers Diet alias WW Diet
Weight Watchers Diet menekankan pada pola makan yang lebih tinggi lemak sehat, protein dan serat. Penekanan pada kalori yang rendah, lemak jenuh, dan tambahan gula.
Diet ini akan dipantau melalui aplikasi WW, lokakarya virtual yang dipimpin oleh para pakar untuk menyedikan teknik perubahan perilaku sebagai bantuan selama proses penurunan berat badan berlangsung.
Secara umum, tidak ada makanan yang dilarang dalam diet ini.
Hanya saja, Anda harus mengikuti perolehan poin yang dihitung melalui aplikasi WW.
Poin ini dihitung berdasarkan jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan usia.
DASH Diet
Diet yang dilakukan melalui pendekatan menghentikan hipertensi ini merupakan diet yang menekankan pada rencana makan yang fleksibel, seimbang, dan menyehatkan jantung.
Untuk mengikuti DASH Diet, Anda harus memperbanyak makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan susu rendah lemak.
DASH Diet mirip dengan pola diet Mediterania tetapi memberikan rekomendasi dan saran yang lebih konkret tentang jumlah dan batasan sebenarnya dari jenis makanan yang dikonsumsi.
Mayo Clinic Diet
Mayo Clinic Diet adalah program yang dilakukan selama 12 minggu yang dirancang untuk membangun kebiasaan hidup sehat.
Diet ini terdiri dari dua fase, yakni “Lose It!” dan “Live It”.
Pada dua minggu pertama, diet ini fokus pada kebiasaan gaya hidup yang berperan dalam penurunan berat badan yang dilakukan dengan melakukan 10 kebiasaan sehat dan menghentikan lima kebiasaan tidak sehat.
Pada fase kedua akan belajar tentang membuat makanan yang sehat, ukuran porsi, olahraga, dan berkomitmen mengembangkan kebiasan hidup sehat.
TLC Diet
Therapeutic Lifestyle Change atau TLC Diet dibuat oleh National Institutes of Health's National Cholesterol Education Program dengan tujuan memotong kolesterol sebagai bagian dari pola makan yang menyehatkan jantung .
Pembatasan lemak jenuh dan olahraga menjadi kunci dalam TLC Diet.
Latihan intensitas sedang selama tiga puluh menit disarankan untuk dilakukan dalam diet ini sehingga dapat menurunkan berat badan secara sehat.
Diet TLC untuk Kesehatan Jantung, Mau Coba?
Diet TLC atau Therapeutic Lifestyle Changes Diet diklaim sebagai pola diet yang banyak disarankan oleh para pakar kesehatan di seluruh dunia.
Diet TLC didesain untuk meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi level kolesterol dengan menerapkan pola makan sehat dengan modifikasi gaya hidup dan strategi untuk mengontrol berat badan.
Diet ini diciptakan oleh National Institute of Health untuk membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Tujuan diet ini adalah meminimalisasi total tingkat darah dan kolesterol jahat dalam tubuh.
Sehingga pembuluh arteri tetap bersih dan kerja jantung bisa optimal.
Diet TLC mengkombinasikan komponen olahraga dan kontrol berat badan untuk membantu melindungi diri dari penyakit jantung.
Tidak seperti program diet lain, TLC cenderung didesain untuk diterapkan jangka panjang dan lebih diutamakan menjadi gaya hidup ketimbang diet sementara.
Selain menurunkan level kolesterol jahat, TLC juga dikaitkan dengan beragam manfaat kesehatan.
Mulai dari peningkatan fungsi imun, menurunkan tekanan darah, menurunkan level kolesterol, menstabilkan gula darah, hingga mereduksi stress oksidatif. Bagaimana polanya?
Diet TLC melibatkan konsep modifikasi diet dan gaya hidup untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Secara khusus, diet ini mengganti lemak yang dikonsumsi dan meningkatkan asupan komponen makanan sehat.
Seperti serat larut air dan plant sterol.
Diet ini juga harus dibarengi dengan peningkatan aktivitas fisik untuk mengontrol berat badan dan menguatkan otot jantung.
Aturan utama Diet TLC, antara lain:
1. Konsumsi kalori dalam jumlah cukup
2. 25-35 persen kalori harian harus bersumber dari lemak.
3. Asupan lemak jenuh dalam sehari harus kurang dari 7 persen.
4. Asupan makanan berkolesterol dibatasi kurang dari 200mg perhari.
5. Usahakan konsumsi serat larut air 10-25 gram perhari.
6. Konsumsi setidaknya 2 gram plant sterol agau stanol setiap hari.
7. Lakukan olahraga intensitas moderat sedikitnya 30 menit setiap hari.
8. Meningkatkan konsumsi buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, hingga biji-bijian untuk meningkatkan asupan serat.
9. Membatasi makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol.
Seperti daging berlemak, produk susu, kuning telur, dan makanan olahan.
Sisi buruk Diet TLC
Meski diklain memiliki banyak manfaat positif, ada beberapa sisi buruk dari Diet TLC ini.
Misalnya, kita harus secara ketat dan berhati-hati mencatat asupan makanan agar sesuai dengan aturan kolesterol, lemak jenuh dan serat larut air.
Selain itu, beberapa batasan mungkin masih memerlukan riset terbaru.
Misalnya, rekomendasi membatasi asupan kolesterol kurang dari 200mg per hari.
Meskipun makanan berkolesterol berhubungan dengan kesehatan jantung, sejumlah riset menunjukkan bahwa efeknya sangat kecil bahkan tidak ada terhadap level kolesterol dalam darah bagi sejumlah orang.
TLC juga merekomendasikan meminimalisasi lemak jenuh dalam pola dietnya.
Ketika lemak jenuh berpotensi meningkatkan level kolesterol jahat, riset menunjukkan bahwa lemak jenuh juga bisa meningkatkan kolesterol baik yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi lemak jenuh juga tidak terkait dengan penurunan risiko penyakit jantung atau kematian karena penyakit jantung.
The Flexitarian Diet
Flexitarian merupakan perkawinan dari dua kata, fleksibel dan vegetarian.
Diet ini juga dikenal dengan diet semi-vegetarian, di mana Anda tetap bisa menjadi vegetarian tetapi tetap makan daging.
Studi menunjukkan bahwa makan lebih sedikit daging dan memperbanyak sayur, tak hanya dapat menurunkan berat badan, tetapi juga dapat meningkatkan kesehatan dan secara umum menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
The Flexitarian Diet fokus pada protein non-daging, seperti kacang, kacang polong, atau telur.
Buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan susu juga menjadi asupan penting dalam diet ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas TV dan Kompas.com
Baca artikel terkait menu diet lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com