"Semua yang ada di dunia ini hanya titipan. Aku sudah kehilangan banyak sekali."
"Allah cabut banyak kenikmatan-kenikmatan namun ternyata Allah gantikan," ujar Dewi Yull.
Meski pernah hancur, Dewi Yull selalu berdoa agar tidak kehilangan keimanan.
"Aku sampai berdoa, ya Allah, aku bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, kalau mau cabut, cabutlah apa yang engkau mau karena dunia ini hanya sementara."
"Tapi tolong jangan cabut imanku," doa Dewi Yull.
Ia lantas menceritakan detik-detik mencekam saat kehilangan putrinya bernama Gisca Sahetapy.
Kala itu Giscka Sahetapy dalam kondisi koma di ruang ICU.
Tak mau lihat anaknya terlalu lama mengalami rasa sakit, Dewi Yull pun mencoba mengikhlaskan putrinya.
Ia bahkan mencium kaki putrinya seraya mengucapkan kata-kata haru.
"Yakin aja bahwa suatu saat Tuhan akan kumpulkan aku. Pada saat koma, sebelum dia meninggal, cium kakinya."
"Ibu enggak bakal lagi masuk ke ICU ini, ibu tunggu di luar, ibu doain, pokoknya jemput ibu nanti, pimpin ibu nanti kalau ibu nanti pulang," ujarnya.
Tak lama kemudian, putri Dewi Yull meninggal dunia.
Kehabisan air mata, Dewi Yull justru mengucapkan syukur saat putrinya meninggal dunia.
"Kamu duluan, ibu ikhlasin, enggak lama meninggal, dinyatakan sama dokter itu udah lepas, almarhumah udah pergi."
"Yang saya sebutkan, alhamdulillah, Ya Allah terima kasih, kesakitannya udah dicabut, air mataku sudah habis."