"Proses ini ini dilakukan secara intensif Taman Safari Bogor dan didukung penuh oleh PT. Smelting, KLHK, PSSEJ, TNGHS dan TNGGP. Setidaknya selama 2 tahunan inilah proses perawatan serta pemeliharaan dilakukan dengan monitoring ketat,"ujar Irjuniawan P Radjamin.
Ditambahkan, untuk mendukung kegiatan pelepasliaran, selama periode tanggal 16-23 Januari 2023, Taman Safari Indonesia dan PT Smelting juga melakukan roadshow sosialisasi pelepasliaran Elang Jawa ke sejumlah tempat.
Masing-masing di SD Regina Pacis Bogor, SD Kreativa Bogor, SD BPK Penabur Bogor dan ke beberapa Lembaga Konservasi lainnya seperti Taman Margasatwa Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, dan Taman Impian Jaya Ancol.
Selain itu, para pihak juga melakukan Webminar untuk Himpro satwa liar se-Indonesia dan sosialisasi untuk masyarakat sekitar area pelepasliaran. "Rencananya, setelah dilepasliarkan ini, Jelita dan Parama tetap akan tetap menjalani monitoring melalui alat deteksi selama 6 bulan ke depan.
Langkah ini diambil untuk mendeteksi kondisional kedua satwa langka kebanggaan Indonesia ini di alam bebas," kata Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis PT Smelting yang akrab disapa Wawan ini.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Suaka Satwa Elang Jawa Wardi mengungkapkan, sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat yakni Taman Nasional Ujung Kulon hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo (Alas Purwo).
Namun penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan.
Diungkapkan, Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi.
Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 mdpl.
"Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai, meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia. Agaknya burung ini sangat tergantung pada keberadaan hutan primer sebagai habitat hidupnya," kata dia.
Taman Safari Bogor, KLHK, PSSEJ, TNGHS dan TNGGP dengan dukungan PT. Smelting mengambil langkah menjaga eksistensi dan populasi Elang Jawa karena kawasan Gunung Halimun Salak dan Gunung Gede Pagrango merupakan salah satu kawasan endemik mereka.
Sementara itu Saptohadi prayetno, Senior Manager General Affairs PT. Smelting mengatakan, pihaknya merupakan fasilitator smelter tembaga pertama di Indonesia. Smelting dalam applied Corporate Social Responsibility (CSR) memang menyasar konservasi alam dan satwa di Indonesia.
Dikatakan, eksistensi Smelting menyiapkan peran penyaluran CSR melalui program konservasi alam dan satwa sejak beberapa tahun terakhir telah terbukti membawa andil kuat terhadap pengembangan ekosistem alam, satwa dan humanitas.
Tidak hanya pelepasliaran dan dukungan terhadap konservasi serta kelestarian Elang Jawa saja, Smelting juga mengambil peran penyaluran CSR melalui penghijauan Pantai Utara (Pantura) dengan penanaman mangrove.
Kemudian, pendampingan pasien-pasien Tuberkulosis (TB) di Gresik serta sejumlah kegiatan community development desa-desa untuk pengolahan sampah atau limbah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com