“Puncaknya nanti di 1 Abad NU, kami adakan Kumpul 1000 Kawan di Sidoarjo,” ucap Anas.
Anas menegaskan, karena uang yang diwakafkan tidak boleh berkurang, maka seorang nadzir akan bertanggung jawab penuh.
Agar tidak berkurang, maka yang wakaf akan dimanfaatkan untuk pembiayaan wakaf produktif, seperti pembangunan rumah sakit.
Dengan demikian maka uang wakaf ini nantinya akan terus bertambah, karena dipakai dalam kegiatan ekonomi produktif.
“Singkatnya, uang ini tidak boleh berkurang, tetapi boleh bertambah. Kalau berkurang, tanggung jawab nadzir dunia akhirat,” tegasnya.
Anas juga akan menggandeng Lembaga Pendidikan Maarif untuk menggelorakan wakaf uang di sekolah-sekolah.
Baca juga: Makin Mudah, Kini BPN Jatim Percepat Sertifikasi Aset Wakaf NU dan Muhammadiyah
Tujuannya para siswa mempunyai pemahaman sejak dini, bahwa ada banyak macam sedekah.
Bukan hanya sedekah dimensi pendek, tetapi juga dimensi panjang seperti wakaf uang.
Anas memperkirakan, potensi wakaf uang ini secara nasional mencapai Rp 180 triliun per tahun.
Ia mencontohkan nilai zakat, infak dan sedekah (ZIS) Jawa Timur mencapai triliunan rupiah per tahun.
Selain lewat Kawan, wakaf uang bisa dilakukan lewat website LWPNU dan Wakafnusa.
“NU sudah mulai berlatih dengan keuangan syariah seperti BMT. Nanti wakaf uang ini dikelola oleh BMT,” pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com