M Yani merasa yakin terhadap dugaan tewasnya sang anak akibat penganiayaan seniornya, karena selama menjalani perkuliahan, sang anak memang acap mengeluh atas adanya aksi dugaan perundungan.
Keluhan dari sang anak itu, acap disampaikan kepada sang nenek atau ibunda dari A Yani, setiap pulang akhir pekan pada Sabtu dan Minggu.
"Tapi sebelumnya, anaknya, sering mengeluh kalau di rumah (cerita) sering dibully, dihajar sama seniornya. Terus bilang gini, 'ini kalau kuat saya teruskan, kalau nggak kuat, saya juga keluar,'" jelasnya.
Kemudian, setiap dirinya mendengar keluhan dari sang anak, M Yani mengaku, selalu memberikan motivasi kepada sang anak. Termasuk untuk memfasilitasi jikalau keluar dari kampus dan memilih menjadi wirausahawan.
"Terus saya bilang gini, 'nak kalau nggak kuat keluar aja. Nanti kan cari usaha lain juga bisa.' Iya sudah sering mengeluh. Tiap pulang Sabtu Minggu. Itu cerita sama neneknya di rumah," pungkasnya.
Baca juga: Terjawab Penyebab Prada Indra Dianiaya Senior hingga Tewas, Disiplin, Keluarga Memang Dibohongi?
Sementara itu, Kapolsek Gunung Anyar Polrestabes Surabaya, Iptu Roni Ismullah membenarkan, pihak orangtua MRFA telah membuat laporan kepolisian di SPKT Mapolsek Gunung Anyar, pada pagi hari.
Dalam proses penyelidikan dan penyidikan secara lengkap atas kasus tersebut, pihaknya akan melibatkan Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya.
"Iya sudah, lidik sidiknya ditangani Polrestabes, unit resmob. Namun hanya laporan resminya di sini. Iya laporan kepolisian, tetap diterima (di Polsek Gunung Anyar). Penyelidikan lebih lanjut tim resmob," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com