TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini adalah arti kata sokap yang tengah viral di sosial media.
Kata gaul ini juga biasa ditulis sokab.
Kendati demikian, kedua kata ini diambil dari sebuah singkatan gaul.
Sayangnya, masih banyak yang tidak tahu bahwa kata gaul ini juga memiliki makna berbeda dari singkatan yang dimaksud.
Ya, kata gaul ini memiliki arti berbeda-beda tergantung konteks pembicaraan.
Lantas, apa arti kata sokap atau sokab?
Yuk, simak penjelasannya!
Informasi seputar berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Arti Kata Sokap, Kata Gaul yang Viral di Sosial Media
Apakah kamu pernah dengar kata sokap/sokab?
Kata sokap/ sokab ini viral di TikTok.
Apa makna kata sokab/ sokap yang sebenarnya?
Kata sokap bukanlah bermaksud sok akrab.
Untuk sokap diartikan sebagai kata siapa, yang cenderung dikenal oleh generasi muda dan generasi gaul.
Bahkan dari golongan kelas atas yang sering menggunakan bahasa gaul dalam percakapan mereka sehari-hari.
Berbeda dengan sokab yang merupakan singkatan dari SoK AkraB.
Istilah ini sering digunakan anak-anak atau remaja di daerah Jabodetabek.
Baca juga: Arti Kata Ikuzo Ora dan Ikuzo Temera yang Viral di TikTok, Populer di Kalangan Pecinta Anime Jepang
Baca juga: Arti Kata Boo dalam Bahasa Prancis dan Inggris, Hingga Ungkapan Sayang Buat Doi di Hari Valentine
Berikut contoh penggunaan kata sokap
A : Ada waktu ga' jalan yuk pengen cerita nih
B : Lu sokap?
Jadi jangan tidak tahu atau gagal paham dengan arti kata sokap/sokab dalam bahasa gaul.
Itulah penjelasan mengenai arti kata sokap dalam bahasa gaul beserta contohnya.
Apa Arti Tantrum Istilah Viral TikTok? Sering Bikin Orangtua Kewalahan Hadapi Anak, Ini Maknanya
Apakah Tribunners pernah dengar kata tantrum?
Istilah ini belakangan sering digunakan dalam keseharian maupun di sosial media seperti TikTok.
Apa arti tantrum sebenarnya?
Apa itu tantrum?
Tantrum atau temper tantrum adalah ledakan emosi.
Hal ini biasanya terjadi anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional.
Baca juga: Arti Kata Mi Amor Panggilan Sayang dari Bahasa Spanyol, Ketahui Inspirasi Ucapan Hari Valentine 2023
Tantrum biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak dan menjerit-jerit.
Serta pembangkangan, mengomel marah, dan resistensi terhadap upaya untuk menenangkan.
Bahkan dalam beberapa kasus terjadi kekerasan.
Namun perlu diketahui ini merupakan hal yang wajar terjadi pada anak-anak, terutama saat usia satu hingga lima tahun.
Penyebab tantrum biasanya terjadi karena sang anak merasa frustasi, lelah, stres atau lapar.
Temper tantrum juga bisa terjadi karena anak ingin mencari perhatian, mendapatkan atau menghindari sesuatu.
Cara orangtua menyikapi anak tantrum sangat mempengaruhi tumbuh kembang mereka.
Berikut 5 tips mengatasi anak tantrum yang dilansir oleh Kompas.com.
Baca juga: Fenomena Childfree Viral di Sosial Media, Aktif Digaungkan Gitasav, Ogah Punya Anak Karena Trauma?
Baca juga: Arti Kata Binal, Ketahui Juga Sinonim dan Antonimnya, Maknanya Cukup Sering Dikonotasikan Negatif
1. Perhatikan pemicunya
Perhatikan apa yang membuat anak tantrum.
Bisa jadi, anak tantum karena lapar, lelah, atau merasa tidak enak badan.
Dengan memahami penyebabnya, orangtua akan mampu melakukan antisipasi dan meminimalisir fase tantrum sang anak.
Mengenali situasi pemicu juga akan memungkinkan orangtua mengarahkan sang anak untuk menyalurkan emosinya dengan baik.
Untuk itu, orangtua perlu berdiskusi dengan sang anak dan membiarkan sang anak mengatakan apa yang dirasakan dan diinginkannya.
2. Jangan hentikan sang anak saat sedang tantrum
Mencoba menghentikan ledakan emosi sang anak saat tantrum hanya akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang tak mampu mengekspresikan perasaanya.
Itu sebabnya, biarkan anak melepaskan emosinya.
Mencoba mengatasi pemicunya saat anak sedang tantrum hanya akan memperparah keadaan.
Sebaiknya, bicarakan dengan sang anak saat emosinya mulai mereda.
3. Tetap tenang
Meski tidak mudah, cobalah untuk tetap tenang dan jangan ikut emosi saat anak sedang tantrum.
Yang perlu dilakukan orangtua adalah cukup hadir untuk sang anak tanpa berbicara sedikit pun agar anak merasa aman.
Jika emosi mulai tersulut, coba tarik napas dalam-dalam dan tetap awasi sang anak agar tidak melakukan hal berbahaya saat tantrum.
4. Jangan turuti keinginan sang anak
Banyak orangtua menyerah dengan amukan sang anak dan memilih untuk menuruti keinginannya saat tantrum.
Padahal, hal itu akan semakin mempersulit keadaan saat anak kembali tantrum di lain waktu.
Menuruti keinginan sang anak saat tantrum hanya akan membuat sang anak berpikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah cara terbaik untuk mendapatkan yang diinginkannya.
5. Jangan ragu mencari bantuan
Tantrum bisa berlangsung hingga 15 menit dan bisa terjadi hingga tiga kali sehari.
Biasanya, saat usia lima tahun frekuensi tantrum sang anak akan berkurang.
Kabar baiknya adalah pada usia 4 tahun, amarah anak Anda akan berkurang secara nyata.
Jika situasi tantrum sang anak semakin parah dan orangtua sulit mengatasinya, jangan ragu meminta bantuan dokter.
Orangtua harus berkonsultasi dengan dokter jika anak-anak mengalami kondisi tantrum semakin parah setelah usia empat tahun.
Apabila anak melukai diri sendiri atau orang lain
Atau saat tantrum anak mengeluh sakit kepala dan cemas.
Orangtua juga perlu meinta bantuan ahlinya jika merasa frustasi dalam menghadapi fase tantrum atau bingung bagaimana mendisiplinkan sang anak.
----
Artikel ini telah ditayangkan di TribunTrends.com
Berita Jatim dan arti kata lainnya.