TRIBUNJATIM.COM - Apa itu brain rot yang kerap disinggung di media sosial?
Dua kata tersebut menjadi istilah populer di media sosial dan kerap menjadi bahan diskusi.
Usut punya usut, brain rot merupakan penamaan dari dampak penggunaan gadget berlebihan.
Seperti namanya, dampak tersebut menimpa otak, entah itu anak-anak atau pun dewasa.
Lantas, bagaimana gejala brain rot? Seperti apa cara menghindarinya?
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Baca juga: Arti Kata dan Asal-usul Clout, Bagian dari Bahasa Gaul Populer, Ternyata Ada Makna Khususnya
Arti kata brain rot
Meski tidak ditemukan dalam terminologi psikologi resmi, Brain Rot merujuk pada penurunan kemampuan berpikir kritis, daya ingat, dan fungsi eksekutif akibat paparan konten media sosial yang dangkal.
Sayangnya brainrot tak hanya dialami anak-anak melainkan orang dewasa juga.
Dikutip dari laman RS Marzoeki Mahdi, konten seperti prank, tantangan ekstrem, dan video pendek yang hanya berfokus pada sensasi bukan substansi, disebut sebagai pemicu utama fenomena ini.
Paparan konten pendek itu bisa menurunnya daya ingat, kehilangan fokus dan konsentrasi, penurunan kemampuan analisis, tidak berkembangnya kemampuan berpikir kritis dan kompleks, serta ketergantungan pada validasi sosial.
Baca juga: Cari Tahu Arti Kata Stecu yang Lagi Viral TikTok, Ternyata Singkatan, Berasal dari Lagu Faris Adam
Konten yang hanya berorientasi pada hiburan instan membuat otak terbiasa dengan stimulus cepat dan tanpa tantangan berpikir yang mendalam.
Untuk mencegah dampak negatif Brain Rot, perlu mengatur penggunaan media sosial secara bijak.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Batasi waktu penggunaan media sosial