Berita Viral

Ternyata Laporan Siswi SMP Bone Dirudapaksa Ramai-ramai Sempat Tak Diproses, 3 Hari Kemudian Tewas

Penulis: Ignatia
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasus rudapaksa yang dialami Siswi SMP di Bone yang ternyata laporannya sempat tak diproses polisi

TRIBUNJATIM.COM - Kasus rudapaksa siswi SMP di Bone menjadi sorotan lantaran menyebabkan korban sampai meninggal dunia.

Seorang siswi SMP berinisial J (15), tewas setelah diduga mengalami rudapaksa beramai-ramai di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

J tak kuasa menahan rasa sakit hingga akhirnya meregang nyawa setelah mengalami kesakitan di sekujur tubuh.

Siswi SMP berinisial J (15) ini ternyata sempat mengirimkan laporan ke kepolisian.

Melapor bahwa telah mengalami rudapaksa, laporan sempat tak diproses.

Polisi menunda proses pelaporan kasus tersebut dikarenakan saat mendatangi kantor polisi, kondisi siswi SMP memprihatinkan.

Keluarga mengaku sempat melapor ke polisi, namun tak segera diproses sampai harus melaporkan kasus tersebut dua kali.

Orangtua korban yang merupakan warga Kecamatan Cenrana, menyebut putrinya bungkam mengenai kejadian tersebut.

Setelah didesak, korban akhirnya mau menceritakan penyebab dirinya mengalami luka dan sakit di bagian organ vital.

"Awalnya dia (korban) tidak mau bicara, tapi setelah dibujuk baru mau bicara,"

"Makanya kami langsung bawa ke kantor polisi untuk melapor," tutur orangtua korban dikutip Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Baca juga: Dini Hari Warga Banyuwangi Dengar Suara Tangisan, Kaget Lihat Sosok Mungil di Atas Meja Warkop

Pihak keluarga pun terkejut setelah mengetahui fakta tersebut dan segera membawa putrinya ke kantor polisi pada Minggu (12/2/2023).

Namun karena melihat kondisi korban, pihak kepolisian tak bisa memproses laporan dan meminta keluarga untuk langsung membawa J ke RS terlebih dahulu.

"Hari Sabtu siang keluarga minta diantar ke Polres untuk melapor. Setelah sampai di sana, pak polisi bilang tidak bisa dimintai keterangan," tutur paman J dikutip TribunBone.com, Senin (20/2/2023).

ILUSTRASI (via TribunMedan)

"Pas sampai di RS M Yasin Watampone, dokter di UGD bilang mau visum dan dirawat."

Berbekal hasil visum dari rumah sakit, pihak kepolisian pun baru menangani serius kasus tersebut.

Disebutkan ada empat saksi yang diperiksa terkait dugaan rudapaksa yang dialami J.

"Tidak tahu secara pastinya, tapi menurut rumor (pelaku-red) lebih dari empat orang," ujar paman J.

Terkait kondisi J, sang paman menerangkan bahwa keponakannya atau siswi SMP mengeluh sakit di sekujur tubuh.

Baca juga: Baru Lihat Akta Kelahiran, Perempuan Kaget saat Tahu Agamanya Ternyata Bukan Muslim setelah 27 Tahun

J mengeluhkan sakit kepala dan demam sampai tak bisa duduk, hingga dilarikan ke Puskesmas di Bone.

"Korban dalam keadaan sakit tidak bisa duduk dan bicara," tutur paman J.

Setelah dirawat tiga hari, kondisi J tak juga mengalami perubahan hingga keluarga memutuskan untuk membawa pulang.

"Sorenya, keluarga inisiatif mau periksa bagian vital J karena jangan sampai ada luka atau sejenis bisul," tutur sang paman.

Saat diperiksa, kondisi alat vital J disebut tampak sudah tidak normal.

"Orang tuanya langsung bertanya ke J tapi J diam."

"Kamis malam korban meninggal dunia," tandasnya

ILUSTRASI Berita anak masih lima tahun dirudapaksa ayah. Nenek curigai tangisnya. (The Week)

Kasus satu ini akhirnya terus didalami pihak kepolisian mengingat korban sampai meninggal dunia.

Hingga Selasa (21/2/2023), polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk 4 teman sekolah korban.

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bone terus melakukan pemeriksaan secara intensif atas kasus tewasnya siswi SMP berinisial J (14).

"Kami telah lakukan pemeriksaan secara maraton terhadap sejumlah saksi baik keluarga korban maupun teman sekolah korban dan hingga saat ini ada 4 orang teman sekolah korban yang kami periksa sebagai saksi," kata Kasat Reskrim Polres Bone AKP Bobby Rachman, Selasa.

Baca juga: Pemkab Buka Suara soal Nasib Bocah SD yang Perkosa Adik Kelas di Nganjuk: Masih di Bawah 12 Tahun

Boby menuturkan, pihak kepolisian juga akan memeriksa rekam medis korban di rumah sakit sebagai bukti penyelidikan.

"Hasil visum dan rekam medis telah kami minta kepada rumah sakit sebagai bagian dari barang bukti penyelidikan" kata Boby.

J yang merupakan siswi kelas 3 SMP warga Desa Ajallase, Kecamatan Cenrana sebelumnya tewas setelah lima hari mendapatkan perawatan medis di rumah sakit M. Yasin Kabupaten Bone.

Baca juga: Suami Nafsu Perkosa ABG di Odong-odong hingga Hamil, Tak Bisa Tahan Hasrat Meski Istri Baru Lahiran

Keluarga korban menuturkan bahwa anaknya telah menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh lebih dari empat orang pelaku.

Sebelum tewas, J sempat dibawa ke kantor polisi namun pihak kepolisian belum mengambil keterangan korban lantaran kondisi kesehatan J saat itu sangat lemah hingga dilarikan ke rumah sakit.

Berita viral lainnya

Berita Terkini