Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Xurya, start-up energi terbarukan dengan visi untuk merevolusi industri energi Indonesia, terus berinovasi untuk mendorong penggunaan energi bersih di Indonesia.
Visi tersebut diimplementasikan Xurya melalui penggunaan teknologi internet of things (IoT) dalam memaksimalkan pelayanan kepada para klien hingga menjangkau lebih banyak industri untuk mulai menggunakan energi surya melalui PLTS Atap.
Kebijakan tersebut sendiri dilakukan berkaca dari beberapa tahun terakhir, dimana pertumbuhan kapasitas daya dari energi terbarukan terus meningkat.
Bahkan diperkirakan pada tahun 2026, kapasitas daya tersebut akan meningkat lebih dari 80 persen dibandingkan tahun 2020 (menjadi lebih dari 5.022 gigawatt).
Di Indonesia sendiri, total potensi energi terbarukan mencapai 3.692 gigawatt (GW), dengan rincian potensi untuk energi surya sebesar 2.898 GW.
Sejalan dengan kondisi itu, Xurya menyatakan, pihaknya konsisten memaksimalkan potensi tersebut dengan memanfaatkan teknologi IoT untuk mengoptimalkan kapasitas dan memperluas jaringan di berbagai lokasi.
Baca juga: Potensi Energi Angin di Trenggalek Dilirik Investor Bangun PLTB
Dengan penggunaan teknologi IoT, Xurya mengklaim dapat membantu para klien dalam mengetahui besaran kapasitas listrik dan performa yang dihasilkan dari PLTS Atap.
“Teknologi IoT menjadi peran utama dalam mengembangkan sektor energi terbarukan, khususnya energi surya. Perkembangan teknologi ini telah memungkinkan pemantauan performa PLTS Atap yang lebih efisien dan terintegrasi," ujar Director Of Technology Xurya, N. Edwin Widjonarko. Selasa (28/2/23).
Ia mengungkapkan, Xurya sendiri mengaplikasikan IoT untuk memantau, menganalisa, dan memprediksi produksi energi, terutama dalam aktivitas operations & maintenance (O&M).
"Aktivitas operations & maintenance ini bertujuan untuk menjaga kinerja dan umur pakai dari panel surya. Xurya berkomitmen untuk memastikan layanan O&M selalu terdepan dengan melakukan monitoring PLTS Atap dari jarak jauh dan real time yang berbasis aplikasi sehingga prosedur maintenance sudah sesuai standar dan hasil perawatan dapat dipantau oleh tim Xurya maupun klien," sambung Edwin.
Adapun hingga saat ini, lanjutnya, terdapat lebih dari 100 proyek PLTS Atap Xurya yang sudah terintegrasi dengan teknologi IoT, khususnya untuk aktivitas operations & maintenance.
"Melalui teknologi IoT, Xurya juga dapat memantau performa ratusan panel dan di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, Xurya memanfaatkan IoT untuk menggunakan data dari satu sensor yang mana selanjutnya dilakukan analisis secara otomatis guna memaksimalkan produktivitas sistem PLTS Atap. Sehingga, hal ini memungkinkan Xurya untuk dapat terus menjangkau lebih banyak industri untuk memasang PLTS Atap, tanpa perlu khawatir performa PLTS Atap lainnya akan terabaikan."
"Pada intinya, pengaplikasian teknologi IoT merupakan sebuah awal bagi Xurya untuk turut berkontribusi terhadap perkembangan ekosistem digital di Indonesia. Kedepannya, Xurya akan terus mengembangkan teknologi digital sebagai salah satu core capability Xurya untuk melakukan pengoperasian dan perawatan PLTS dengan efisien dan efektif," tandasnya