Tanah Retak di Trenggalek

BREAKING NEWS: Bencana Tanah Gerak di Trenggalek Makin Mengkhawatirkan, Puluhan Warga Mulai Ngungsi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bencana Tanah Retak di Dusun Sobo, Desa Ngerdani, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek Makin Mengkhawatirkan.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Bencana tanah retak di Dusun Sobo, Desa Ngerdani, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek makin mengkhawatirkan.

Lima kepala keluarga (KK) harus mengungsi lantaran retakan tanah di rumahnya semakin merembet panjang.

Kapolsek Dongko, Iptu Cikini mengatakan bencana tanah retak tersebut terjadi sejak tahun 2022.

Baca juga: Pemilu 2024 Semakin Dekat, Polres Trenggalek Pelototi Aksi Premanisme dan Kenakalan Remaja

Sedikitnya 14 Kartu Keluarga (KK) dan 41 Jiwa terdampak bencana tanah gerak tersebut.

"Akhir-akhir ini terus bergerak dan meluas, banyak yang rusak rumahnya, ada yang sampai mengungsi sebanyak 5 KK," ucap Cikini, Kamis (2/3/2023).

Warga mengungsi saat malam hari atau saat musim hujan ke rumah saudara yang hanya berbeda RT.

"Kalau siang masih ditempati untuk aktivitas sehari-hari," lanjutnya.

Baca juga: Nelayan Trenggalek Jadi Sasaran Pengedar Sabu-sabu, 2 Bulan Saja Polisi Ciduk 14 Tersangka

Selain rumah, jalan rabatan menuju lokasi tersebut juga banyak yang rusak.

Baik itu retak maupun amblas, namun untungnya jalan tersebut masih bisa dilewati.

"Untuk kerusakan jalan sudah ditangani lingkungan, diuruk tanah dan lainnya. Jadi setiap musim hujan ditimpa lagi, ditimbun lagi, karena sedikit demi sedikit terbawa air," jelas Cikini.

Lebih lanjut, ia mengatakan titik lokasi tanah retak tersebut berdekatan dengan sawah lalu di atas titik tersebut menurut keterangan warga lokal ada bukit yang dulunya terdapat telaga.

"Berkembangnya waktu (telaga) mengalami pendangkalan alami, mungkin ada pengaruhnya dengan itu, sehingga lambat laun terjadi tanah retak," jelas Cikini.

Menindaklanjuti hal tersebut, kepala desa setempat telah membuat surat kepada Bupati Trenggalek dan BPBD Trenggalek terkait permohonan relokasi.

"Mereka ingin relokasi tapi tempatnya belum punya pandangan. Warga ingin relokasi karena setiap hari retakannya bertambah terus," terang Cikini.

"Misalnya saja yang awalnya retakannya hanya di tembok depan, sekarang makin ke belakang," pungkasnya.

Berita Terkini