Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Ziarah makam jelang Ramadan memang jadi salah satu tradisi di Indonesia. Tak terkecuali di Kabupaten Ponorogo. Warga mendoakan para leluhurnya yang terlebih dahulu wafat.
Tradisi ziarah makam ini dimanfaatkan oleh anak-anak di Ponorogo untuk mencari tambahan uang jajan.
Pasalnya, beberapa Tempat Pemakaman Umum (TPU) banyak ditemui anak-anak menjadi tukang bersih-bersih makam.
Seperti terlihat di TPU Asem Buntung, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Pantauan di lokasi ada sekitar 10 anak-anak yang menjadi tukang bersih makam.
Mereka juga membawa alat kebersihan lengkap. Sebut saja sabit dan sapu lidi. Alat kebersihan ini digunakan saat ada peziarah yang meminta untuk membersihkan makam.
Tak main-main, hasil mereka dalam sehari bisa mencapai Rp 100 ribu per orang.
“Biasanya memang sebelum puasa Ramadan. Tiga hari sebelumnya, hasilnya pernah sampai Rp 100 ribu,” ujar salah satu anak, Abdul Habibullah, Rabu (22/3/2023).
Baca juga: Sambut Ramadan, PAC GP Ansor Wonocolo Bersih-bersih Makam, dan Khotmil Quran
Siswa kelas 1 SMP itu menjelaskan bahwa telah menjadi tukang bersih makam dadakan dari kelas 1 SD. Dia selalu datang ke TPU Asem Buntung jelang Ramadan dan jelang Lebaran.
“Sudah sejak kecil, lumayan mas pendapatannya. Apalagi pas covid kemarin sehari bisa sampai Rp 300 ribu per hari. Sekarang menurun menjadi Rp 100 ribu per hari,” kata Abdul.
Dia menjelaskan tidak mematok tarif para peziarah yang memakai jasanya.
Ketika ditanya, dia mengaku menjawab seikhlasnya. Para peziarah pun memberinya mulai Rp 2 ribu sampai Rp 10 ribu.
“Seikhlasnya saja lah. Ada yang kasih Rp 2 ribu ya disyukuri. Pernah paling banyak ya Rp 100 ribu ngasih ke saya. Alhamdulillah banget,” tegas Abdul
Dia menjelskan biasa di TPU Asem Buntung mulai jam 07.00 wib sampai shalat dhuhur.
Kemudian dia pulang ke rumahnya yang tak jauh dari makam lalu kembali pukul 15.00 wib sampai 17.30 wib