Hingga akhirnya mereka sepakat untuk berperang sarung di daerah Jembatan Tuntang.
Setelah polisi mendapat laporan dari warga, anggota Polsek Bawen langsung menuju lokasi.
Para pelaku perang sarung pun seketika bubar dan melarikan diri.
Sejumlah motor mereka juga ditinggal kabur hingga menjadi barang bukti.
"Terdapat juga stang seker serta kawat panjang untuk mengulir sarung agar menjadi lebih keras saat diikat," imbuh AKP Solekhan.
Baca juga: Hendak Perang Sarung seusai Tarawih, Puluhan Remaja di Kota Batu Diciduk Polisi, Ada yang Masih SMP
Seusai ditemui para orang tua dan wali murid, para remaja pelaku perang sarung tersebut tampak menangis.
Mereka para remaja bersujud dan remaja memeluk orang tua dan wali mereka.
Beberapa di antaranya mengaku hanya mengikuti teman-temannya saja.
Satu di antara pelaku perang sarung, Fadli, mengaku tidak memiliki motivasi apa-apa.
Dia bahkan mengatakan tidak tahu siapa musuhnya.
"Tidak tahu siapa (musuhnya), hanya diberitahu lewat WhatsApp untuk bertemu di suatu tempat," kata Fadli.
Polisi pun memberikan imbauan kepada para orang tua yang anaknya berperang sarung dan diamankan di Mapolsek Bawen, Kabupaten Semarang, Selasa (28/3/2023).
Kapolsek meminta para orang tua untuk lebih mengawasi anak-anaknya.
Pasalnya sebagian dari pemuda yang terlibat perang sarung tersebut mengaku pamit kepada orang tuanya untuk pergi tarawih.
"Harus lebih diawasi, tarawih kan selesai pukul 21.00 WIB, lebih dari itu perlu dicurigai pergi ke mana," kata Kapolsek saat memberi imbauan kepada para orang tua pelaku.