"Kalau dulu kan ramai, masih banyak penumpang. Ngetem paling 20 menit."
"Kalau ini mobil sudah 1-2 jam enggak ada penumpangnya," jelas Dawan.
Saat tidak mendapatkan penumpang, Nanang mengaku bahwa ia harus tidur di terminal.
Mau tak mau hal itu dilakukannya demi menekan pengeluaran agar tidak rugi banyak.
"Kalau enggak ada (penumpang) ya balik lagi ke terminal."
"Menginap menunggu besok," ucap Nanang.
Berprofesi sebagai sopir bus memang tidaklah mudah.
Meski sudah seperempat abad jadi sopir, Nanang masih merasa takut ketika menghadapi pengendara motor di jalanan.
Bukan tanpa sebab dia bercerita demikian, hal itu lantaran pengendara motor yang kadang suka menyalip melewati titik buta busnya.
"Saya takut sama motor. Soalnya kalau nyalip suka pada enggak ketahuan karena titik buta bus yang luas," ujar Nanang.
Belum lagi adanya pengendara motor juga sering mendadak melintas di depan bus sehingga membuat Nanang sampai kaget.
Mereka pun kerap tidak melihat ketika keluar dari jalur-jalur kecil menuju jalan besar.
"Motor itu jenis transportasi lain yang bikin mengendarai bus jadi lebih menantang."
"Yang bikin hati-hati banget untuk berkendara itu, motor," kata Nanang.
Baca juga: Kesaksian Sopir Selamat dari Laka Maut di Tol Semarang-Solo, Mau Sahur Tiba-tiba Dihantam: di Kabin
Nanang sendiri sudah bekerja sebagai sopir bus di PO Lana Jaya selama 25 tahun.