TRIBUNJATIM.COM - Seorang dokter Puskesmas di Lampung Barat mengalami pemukulan dan pengeroyokan oleh dua orang pria.
Video yang merekam pemukulan yang dialami seorang dokter tersebut pun sempat viral di media sosial.
Tampak dokter Puskesmas tersebut dicekik dan dibanting oleh kedua pria yang terlihat dalam video.
Kini nasib dua pria tersebut ditangkap dan jalani pemeriksaan.
Baca juga: Pihak Puskesmas Bantah Telantarkan Pasien, Sebut Keluarga Wanita yang Ngamuk Ngeyel: Sudah Meninggal
Melansir Kompas.com, video yang telah tersebar di WhatsApp Group (WAG) tersebut berdurasi 35 detik.
Dalam video menayangkan dua orang pria mengenakan pakaian merah dan hitam mengeroyok seorang lelaki berkaus putih.
Pada keterangan video disebutkan pula peristiwa ini terjadi di Puskesmas Pajar Bulan, Kabupaten Lampung Barat.
Kedua pria tersebut tampak mencekik dari arah depan dan belakang setelah mengangkat pria berkaus putih yang terjatuh di lantai.
Perekam video sempat menunjuk dan menyebut pria berkaus putih tersebut adalah seorang dokter.
"Ini dokter lho, Pak," kata perekam video yang terdengar panik.
Video berhenti setelah seseorang mengenakan kaus polo warna kuning memukul kamera.
Terkait peristiwa ini, Kapolres Lampung Barat, AKBP Heri Sugeng membenarkan telah terjadi peristiwa penganiayaan yang menimpa seorang dokter di wilayah hukumnya.
Menurut Heri, penganiayaan tersebut terjadi menimpa dokter jaga di Puskesmas Pajar Bulan, Kecamatan Way Tenong, pada Senin (24/4/2023) kemarin.
"Korban bernama dr Carel Triwiyono, warga Kota Tangerang yang berdinas di Puskesmas Pajar Bulan," kata Heri saat dihubungi, Selasa (25/4/2023) malam.
Disebutkan, pemukulan tersebut terjadi lantaran pelaku tidak langsung sembuh usai berobat.
Heri pun membenarkan, peristiwa ini terjadi lantaran pelaku inisial AW (32) tidak terima sakitnya tak langsung sembuh meski sudah berobat di Puskesmas.
"Pelaku datang untuk berobat dengan keluhan nyeri ulu hati, oleh korban sudah diberikan obat," kata Heri.
Diduga karena sakitnya tidak langsung sembuh pelaku naik pitam dan mengeroyok korban.
"Sebelumnya sudah diberikan penjelasan, tunggu obat bereaksi."
"Tapi pelaku marah dan melakukan penganiayaan," kata Heri.
Baca juga: Ayahnya Terlantar di Ambulans, Wanita Ngamuk Mengaku Tak Ditangani Dokter Puskesmas: 1 Jam Udah!
Kejadian penganiayaan tersebut bermula ketika AW datang ke Puskesmas Pajar Bulan dengan keluhan sakit di bagian ulu hati.
Dokter magang yang saat itu sedang bertugas pun memberikan obat sesuai keluhan pasien dan standar operasional prosedur (SOP) Puskesmas.
Akan tetapi, setelah minum obat tersebut, AW mengaku masih merasakan nyeri pada ulu hatinya.
Korban kemudian menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa AW saat itu masih dalam tahap observasi dan menunggu efek dari obatnya.
Dokter pun menyarankan, bila AW sudah tak tahan dengan rasa sakitnya, sebaiknya dia pergi ke IGD rumah sakit terdekat.
"Kami sudah memberikan obat sesuai keluhan pasien," kata korban, dikutip dari Tribun Lampung, Rabu (26/4/2023).
Tak puas dengan penjelasan korban, keluarga sekaligus terduga pelaku lainnya, MH (41), langsung menyeret, mencekik, dan membanting korban ke lantai dengan bantuan AW.
Aparat dari Polres Lampung Barat pun bergerak cepat menangkap dua orang terduga pelaku.
Pelaku adalah yakni AW dan MH, warga Kota Bandar Lampung, pada Selasa (25/4/2023).
Kasat Reskrim Polres Lampung Barat, Iptu Juherdi Sumandi membenarkan pihaknya telah menangkap kedua pelaku penganiayaan.
Juherdi menjelaskan, kedua pelaku diduga telah melakukan tindak pidana penganiayaan dan kasusnya pun kini telah masuk tahap penyidikan.
Jika terbukti bersalah, keduanya dapat dikenakan Pasal 170 jo 351 KUHPidana.
Keduanya terancam hukuman penjara paling lama lima tahun enam bulan.
Menanggapi kasus tersebut, Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes, drg Arianti Anaya menyatakan, pihaknya akan memberikan pendampingan bagi kedua dokter magang tersebut.
"Dalam memberikan keterangan ke kepolisian, dua dokter ini akan kami dampingi. Kemenkes juga akan mengawal proses hukum terkait kasus ini," ujar Arianti, dalam keterangannya, Selasa (25/4/2023), dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (26/4/2024).
Untuk memastikan keamanan kedua dokter tersebut, Arianti berujar, mereka akan ditempatkan di RSUD setempat yang memiliki sistem keamanan lebih baik.
Selain itu, dia menambahkan, pihaknya juga akan mengevaluasi penempatan dokter magang di Lampung dengan harapan kepala daerah di Lampung bisa lebih menjamin keamanan para dokter.
"Kami meminta seluruh kepala daerah di Indonesia agar memberikan perlindungan bagi dokter dan dokter gigi yang saat ini sedang melakukan program magang di daerah mereka agar kejadian di Lampung Barat ini tidak lagi terjadi di tempat lain," pungkas Arianti.
Langkah-langkah tersebut diambil setelah Arianti serta jajarannya mengadakan rapat koordinasi bersama pimpinan Dinas Kesehatan Lampung Barat dan Provinsi Lampung.
Informasi lengkap dan menarik lainnya diĀ GoogleNews TribunJatim.com