Berita Viral

Peneliti BRIN Ancam Warga Muhammadiyah, PDM Ponorogo Minta Masyarakat Tak Terpancing

Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris PDM Ponorogo, Rudiyanto menanggapi komentar peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berinisial APH tentang darah warga Muhammadiyah halal, Rabu (26/4/2023).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Ponorogo mengimbau seluruh warga Muhammadiyah tidak terpancing perihal pernyataan seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berinisial APH atau AP Hasanuddin.

AP Hasanuddin melontarkan komentar kontroversial lewat akun Facebook-nya dengan menyatakan bahwa darah warga Muhammadiyah halal.

“Kami mengimbau selaku PDM Ponorogo kepada seluruh warga Muhammadiyah, jangan mudah terpancing,” ujar Sekretaris PDM Ponorogo, Rudiyanto, Rabu (26/4/2023).

Walaupun, kata dia, ada fakta atau kebenaran, karena sentimen dari personal per personal, tetap akan muncul.

“Sekali lagi saya imbau tidak terpancing isu. Saya yakin isu semacam itu ada yang menangani dan menyelesaikan,”  kata Rudiyanto kepada Tribunjatim.com.

Menurutnya, Pemuda Muhammadiyah Jombang telah melakukan konfirmasi kepada AP Hasanuddin.

“Dan itu akan diproses melalui jalur hukum. Artinya dari pihak Muhammadiyah sudah selesai di hadapan pemerintah atau masyarakat,” terang Rusdiyanto.

Dia menjelaskan, Muhammadiyah sudah banyak membantu negara dalam bidang apapun. Mulai dari bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lain-lain.

Rudiyanto mengaku ketika komentar di media sosial itu viral, dia merasa biasa saja. Pun dia mengklaim bahwa para pengurus dari tingkat pusat sampai ranting mengaku sudah biasa.

Baca juga: ASN BRIN Pengancam Warga Muhammadiyah Beda Waktu Idul Fitri Minta Maaf, Gini Respons PDM Surabaya

“Isu dan ancaman sangat biasa. Jadi caranya tetap pada cara legal formal lewat jalur hukum benar
persuasif. Kami masih mengedepankan kedamaian,” pungkasnya.

Diketahui, ramai di media sosial Facebook soal balasan komentar dari peneliti BRIN bernama AP Hasanuddin.

Komentar tersebut menyinggung soal perbedaan waktu Idul Fitri 1444 H warga Muhammadiyah dan pemerintah, lalu menganggap mereka sebagai musuh bersama dalam hal takhayul, bidah, dan kurafat.

Awalnya, AP Hasanuddin berkomentar di kolom pernyataan Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin.

Di awal mula konflik daring itu, Thomas menyebut jika Muhammadiyah tidak taat kepada pemerintah soal penetapan Lebaran 2023.

Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis APH menggunakan nama akun Facebook AP Hasanuddin.

Berita Terkini