Arti Kata

Arti Kata Flexing, Istilah Gaul Kerap Seliweran di Sosmed, Ternyata Ada Dampak bagi Kesehatan Mental

Editor: Olga Mardianita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi flexing yang ternyata bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang.

TRIBUNJATIM.COM - Di sosial media, kita kerap menemukan istilah gaul baru yang digunakan.

Salah satunya adalah kata gaul flexing.

Tak jarang kita mendapati kata gaul ini di caption, cuitan, atau keterangan dalam konten video.

Kendati demikian, tak sedikit orang mengetahui arti kata flexing.

Pun dampak kegiatan flexing bagi kesehatan mental.

Lantas, apa arti kata flexing? Bagaimana bisa flexing memengaruhi kesehatan mental seseorang?

Simak penjelasannya di sini!

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Bule Ludahi Imam Masjid di Bandung - Nasib Mantan ART Kini Punya Omset Rp100 Juta

Baca juga: JATIM TERPOPULER: Kumpulan Pendekar Keroyok Pemuda Gegara Kaos - Fortuner Terguling di Tol

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Arti Kata Flexing

Flexin atau Flexing merupakan kata yang memiliki banyak makna dalam Bahasa Inggris.

Menurut Cambridge Dictionary, Flexing adalah menunjukkan sesuatu yang Anda miliki atau raih tetapi dengan cara yang dianggap oleh orang lain tidak menyenangkan. Sedangkan mengacu kamus Merriam-Webster, Flexing adalah memamerkan sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok.

Dalam Urban Dictionary, kata flexing diartikan sebagai Show off all of your shit to people or act out for attention, jika diartikan dalam Bahasa Indonesia yakni menunjukkan semua yang dimiliki (materi) kepada orang-orang untuk mendapatkan perhatian.

Pengertian serupa juga terdapat dalam kamus Merriam-Webster, Flexing adalah memamerkan sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok.

Jadi, kata Flexing merupakan istilah yang digunakan untuk pamer kekayaan.

Contoh Flexing adalah seorang influencer yang Flexing tas buatan desainer atau kemewahan lainnya di media sosial.

Dilansir dari Verywell Mind, pamer atau flexing adalah perilaku alamiah yang dilakukan oleh manusia.

Sedangkan menurut Psychology Today, pamer dikatakan wajar ketika ditujukan kepada diri sendiri karena akan meningkatkan perasaan efikasi diri, menyiapkan diri untuk keberhasilan di masa depan, dan menghindarkan dari depresi.

Namun, pamer bisa dikatakan sebagai hal yang negatif ketika didasari rasa tidak percaya diri, cemburu, kesepian, atau kondisi psikis lainnya. Pasalnya, pamer seperti ini dapat memicu perilaku ekstrem.

Ilustrasi flexing. (halayalex)

Baca juga: Arti Kata Bahasa Gaul Populer Culay, Berawal dari Lagu Viral di TikTok Cak Culay Nabuy Nabuy

Penyebab flexing

Ada berbagai alasan yang memicu seseorang untuk pamer. Namun, minimnya rasa percaya diri adalah penyebab flexing yang paling umum.

Menurut Verywell Mind, seseorang yang tidak percaya diri kerap terlihat seperti meremehkan diri sendiri dan mengalami gejala depresi.

Namun di sisi lain, orang yang tidak percaya diri juga bisa menunjukkan perilaku agresif, anti-sosial, mencari perhatian secara berlebihan, dan perilaku negatif lainnya.

Sedangkan seseorang yang merasa kesepian dan memiliki kecemasan sosial, cenderung menggunakan media sosial untuk mencari validasi.

 Akibatnya, orang tersebut akan menunjukkan perilaku yang memancing perhatikan ketika berinteraksi dengan orang lain di media sosial.

Pamer secara berlebihan juga bisa menjadi tanda-tanda gangguan kesehatan mental atau gangguan kepribadian tertentu, seperti:

  • Histrionic personality disorder yang ditandai dengan ketidakstabilan emosi dan kecenderungan untuk mencari perhatian
  • Borderline personality disorder yang membuat penderita sulit untuk mengontrol perilaku serta suasana hatinya, dan memiliki kecenderungan untuk mencari perhatian serta validasi dari orang lain
  • Gangguan bipolar yang membuat seseorang mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba
  • Narcissistic personality disorder yang membuat penderita merasa dirinya lebih hebat atau lebih penting daripada orang lain
  • Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yang membuat penderita sulit untuk memusatkan perhatian
  • Oppositional defiant disorder yang membuat penderita mudah marah dan tersinggung
  • Intermittent explosive disorder yang membuat seseorang sulit untuk mengontrol amarahnya sehingga cenderung melakukan tindakan yang kasar
  • Beberapa gangguan kesehatan mental tersebut perlu diwaspadai karena bisa menjadi semakin parah dan akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang ketika tidak ditangani secara medis.

Dampak flexing pada kesehatan mental

Bangga terhadap diri sendiri adalah perasaan yang wajar muncul sebagai bentuk apresiasi terhadap pencapaian atau prestasi yang dimiliki.

Namun, pamer secara berlebihan dengan asumsi bahwa diri sendiri lebih hebat jika dibandingkan dengan orang lain bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental.

Menurut WebMD, ada dua dampak negatif flexing pada kesehatan mental, seperti:

  • Menurunkan rasa percaya diri karena pamer bisa memicu anggapan negatif dari orang lain bahwa perilaku tersebut terlalu berlebihan dan tidak lebih baik
  • Membuat seseorang merasa terlalu percaya diri sehingga tidak melakukan usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan sehingga bisa merusak relasi dengan orang lain serta tidak memiliki kemampuan untuk membangun rasa percaya diri yang realistis
  • Memiliki rasa percaya diri sangatlah penting, namun harus realistis sehingga tidak berlebihan atau malah sangat kurang.

Dengan mengetahui apa itu flexing dan dampaknya terhadap kesehatan mental, Anda bisa melakukan penyesuaian sehingga bisa menghindari kecenderungan untuk pamer.

Namun jika kondisi ini sudah berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan kehidupan sehari-hari, Anda disarankan untuk mencari bantuan medis agar mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca juga: Arti Kata Por Favor Dalam Bahasa Spanyol yang Muncul di Medsos, Biasa Dipakai untuk Meminta Tolong

Ilustrasi narsis. (cpcs.co)

Arti Kata Narcissistic Personality Disorder

Narsistik atau NPD (Narcissistic personality disorder) adalah gangguan kepibradian berupa merasa diri sangat penting dan berharga sehingga posisinya tidak bisa digantikan oleh orang lain.

Gangguan kepribadian narsistik bisa dialami siapa saja baik perempuan maupun laki-laki.

Namun gangguan kepribadian ini banyak di temukan pada pria.

Secara psikologi, pria dengan gangguan kepribadian narsistik adalah korban kekerasan atau memiliki trauma di masa lalu sehingga ia menginginkan perempuan yang bisa memenuhi ego dan nafsunya.

Tak jarang, pria dengan kepribadian ini melampiaskan rasa trauma ke para perempuan yang menjalin relasi dengannya.

Sehingga pria narsistik memiliki kriteria tertentu untuk menjadi seorang perempuan sebagai pasangannya.

Berikut beberapa tipe perempuan yang rentan untuk menarik pria dengan kepribadian narsistik menurut toxicties:

1) Strong Women

Pria narsistik biasanya tertarik dengan perempuan yang kuat dan powerful.

Penampilan perempuan dengan tipe ini terlihat macho dan karismatik saat bertemu pandangan pertama.

Ia terlihat baik tanpa laki-laki.

Namun, pria narsistik tertarik dengan tipe perempuan ini karena memiliki kepuasan sendiri saat memacari atau membuat patah hati perempuan kuat.

2) Emphatic Women

Perempuan dengan tingkat empati yang tinggi sangat menarik bagi pria narsistik.

Mereka biasanya memiliki kasih sayang yang tinggi dan penuh pengertian.

Namun perempuan tipe ini, sangat mudah untuk dimanfaatkan pria narsistik.

Pasalnya, perempuan dengan rasa empati tinggi rela berkorban apapun untuk orang yang mereka sayangi.

3) Confused Women

Perempuan dengan tipe ini sangat menarik bagi pria narsistik karena ia tidak mengetahui passionnya, tidak mengetahui tujuan hidupnya, dan tidak punya pendirian yang kuat.

Biasanya perempuan yang bingung terhadap dirinya sendiri, mencari validasi dan tujuan hidup pada pria narsistik.

Tak jarang, perempuan tipe ini sangat bergantung pada pria sehingga sangat rentan untuk dimanfaatkan dan dimanipulasi.

Nah, kawan puan, sebelum memutuskan menjalin relasi, pastikan kamu sudah mengenal dirimu sendiri.

4) Loyal Women

Perempuan dengan tipe ini sangat menaruh tinggi kesetiaan dan kepercayaan terhadap pasangan lebih dari persahabatan dan keluarga.

Saking terlalu percaya dan setia terhadap pasangan, mereka kerap mengabaikan nasihat atau peringatan dari sahabat dan keluarga.

Perempuan tipe ini sangat memenuhi kebutuhan ego pria narsistik.

Pria narsistik akan memanfaatkan dan memanipulasi perempuan tipe ini sampai teman dan keluarga meninggalkannya.

Setelah teman-teman dan keluargamu menghilang, pria narsistik akan bertambah bahagia, menguasaimu, dan tak jarang melakukan kekerasan baik fisik maupun emosional.

Baca juga: Ternyata Virgoun Minta Istri Buka Cadar Demi Pamer, Inara Ingin Ajak ke Psikiater: Dia Masih Duniawi

5) No-Boudaries Women

Perempuan dengan no-boundaries atau tanpa pengatur batasan memang sangat menarik pria narsistik karena mereka biasanya easy-going, lucu, dan ramah ke semua orang.

Saking ramahnya, perempuan dengan no-boundaries mudah dimanfaatn pria narsistik karena tidak bisa berkata TIDAK.

6) Beautiful Women

Pria narsistik selalu berambisi untuk memacari perempuan atraktif dan menarik secara fisik untuk memenuhi ego-nya.

Ketika sudah mendapatkanmu yang menarik secara fisik, pria narsistik akan menuntutmu lebih saat penampilan kamu tidak sempurna. 

Tak heran jika pria narsistik banyak mengeluh soal berat badan, penampilan luar, dan hal-hal kecil yang tidak sempurna pada tipe beautiful women.

7) Insecure Women

Perempuan yang memiliki isu insekuritas medah menarik pria narsistik untuk berada di dekatnya.

Meskipun kamu cantik, pintar, atau sukses namun masih memiliki isu insekuritas, pria narsistik akan dengan mudah memanfaatkan rasa insecure untuk kepentingan pribadinya.

Pria narsistik ingin agar kamu selalu insecure setiap saat agar bisa bertahan dengannya.

Maka dari itu, Kawan Puan, selesaikan dahulu rasa insecure yang kamu miliki sebelum membawanya ke dalam tahap relationship.

Seperti kata Gloria Steinem, “ Self-Esteem isn’t everything, its just that there is nothing without it.”

8) Succesful Women

Perempuan sukses secara karir dan ekonomi juga sangat menarik bagi pria narsistik.

Pria narsistik sangat memperhatikan perspektif publik, sehingga ia kerap memanfaat perempuan yang sukses.

9) Women with Daddy Issues

Daddy Issues” atau isu mengenai ayah merupakan hal yang sedang banyak dibahas oleh para psikolog.

Perempuan dengan Daddy Issues biasanya memiliki ayah yang kekerasan dan abusif.

Tak jarang, perempuan dengan Daddy Issues di masa lalu kerap menjadi korban kekerasan fisik maupun emosional hingga tercipta trauma.

Perempuan dengan masalah ini secara natural terus menarik para pria narsistik untuk mendekatinya.

Siklus antara perempuan dengan dady issues dan pria narsistik akan berhenti jika kamu menyelesaikan masalah trauma soal sosok ayah di masalalu.

10) The Caregiver

Perempuan tipe ini cenderung naif.

Ia sangat percaya bahwa seseorang bisa berubah.

Hampir sama seperti Emphatic WomenThe Caregiver memiliki rasa kepedulian dan empati yang tinggi.

Pasalnya pria narsistik menginginkan kasih sayang dari perempuan dan berharap perempuan tersebut menyembuhkannya.

Kawan puan, jangan pernah mencoba untuk merubah kepribadian orang , karena kepribadian seseorang hanya bisa dirubah oleh dirinya sendiri.

Sepuluh tipe perempuan diatas, mungkin bisa menjadi satu di dalam karakter satu perempuan.

Kita bisa menjadi strong women, no- boundaries women sekaligus emphatic women disaat yang bersamaan.

---

Artikel ini telah ditayangkan di Kompas.com

Berita Jatim dan berita seleb lainnya.

Berita Terkini