TRIBUNJATIM.COM - Curhatan pria ditolak sewa rumah hanya karena syarat tuan tanah yang dinilainya tak masuk akal viral di media sosial.
Bagaimana tidak, syarat tuan tanah ini bak melamar kerja sebab dimintai profil LinkedIn hingga nilai sekolah penyewa.
Calon penyewa ini syok tidak menyangka si tuan tanah meminta syarat begitu detail yang tidak perlu.
Kejadian ini dialami seorang pria di India.
Diketahui daerah Bengaluru di India telah mengalami permintaan yang tinggi untuk properti sewaan.
Ini akibat dari meningkatnya migrasi bisnis perangkat lunak dan insinyur ke kota tersebut.
Baca juga: Tampang Bule yang Ludahi Imam Masjid di Bandung, Kini Ditetapkan Tersangka, Terancam Penjara 1 Tahun
Perburuan rumah untuk kelas pekerja menjadi lebih sulit karena masalah seperti kenaikan sewa dan permintaan uang jaminan yang sangat tinggi dari tuan tanah.
Memanfaatkan permintaan rumah yang tinggi, tuan tanah juga memberi tekanan ekstra pada penyewa untuk detail yang tidak perlu.
Tuan tanah sering meminta calon penyewa profil LinkedIn mereka, serta informasi tentang perguruan tinggi mereka dan bahkan mungkin otobiografi singkat.
Penyewa di Bengaluru semakin banyak curhat di media sosial tentang masalah perumahan mereka di ibu kota IT itu.
Dilansir dari NDTV via Kompas.com, Minggu (30/4/2023), saat ini, postingan tentang masalah unik yang dihadapi penyewa menjadi viral di media sosial.
Tweet tersebut, oleh pengguna bernama Shubh, mengatakan bahwa seorang tuan tanah menolak untuk menyewakan rumah kepada sepupunya di Bengaluru karena punya nilai buruk di kelas 12.
Seorang pengguna Twitter bernama Shubh membagikan tangkapan layar percakapan di mana pemilik menolak calon penyewa karena nilai kelas 12-nya tidak setinggi yang diinginkan pemilik.
"Saya tidak percaya saudara sepupu saya ditolak menyewa flat oleh pemilik karena dia mendapat 75 persen di kelas 12 dan pemilik mengharapkan setidaknya 90 persen," tulisnya.
Masalah bagi penyewa bertambah dari hari ke hari karena tuan tanah meminta terlalu banyak detail yang tidak perlu dan harga sewa yang tinggi.
Baca juga: Nasib Suginem, Mantan ART Jadi Bos Pabrik Tahu, Omsetnya Capai Rp 100 Juta Sebulan: Ngemis ke Allah
Para tuan tanah di kota itu, sering disebut sebagai Silicon Valley India, kini membebankan proporsi tertinggi dari nilai properti mereka sebagai sewa, mengalahkan pusat keuangan Mumbai, menurut data dari peneliti pasar.
Ibu kota negara bagian Karnataka adalah rumah bagi lebih dari 1,5 juta pekerja, termasuk perusahaan global seperti Google Alphabet Inc, Amazon.com Inc, Goldman Sachs Group Inc, dan Accenture Inc.
Populasi tersebut mengungsi selama pandemi, dengan staf pindah ke pekerjaan jarak jauh atau meninggalkan kota, menurunkan harga sewa.
Dengan ekonomi Bengaluru dan sektor swasta bangkit kembali, tuan tanah mencari untuk menutup pendapatan yang hilang dan menemukan diri mereka di pasar penjual.
Pria Bergelar 3 Master Ditolak Kerja 100 Kali
Dikutip dari Siakap Keli via Tribun Trends, Jumat (28/4/2023), meski memiliki tiga gelar termasuk gelar master, Taz Aldekk, 29, harus menerima kenyataan.
Bahwa semua kualifikasi tersebut belum mampu menjamin kesempatan kerja baginya.
Karena tekanan hidup, Taz harus mengambil pinjaman melalui Credit University untuk bertahan hidup.
Ditolak 100 kali dan berutang RM 55rb (Rp 181 juta), akhirnya jadi pengacara.
Keputusan tersebut membuatnya berutang lebih dari Rp 181 juta, tidak termasuk biaya pinjaman uang kuliah dan akomodasi universitas.
Namun kini, Taz menghela napas lega setelah akhirnya diterima bekerja sebagai Case Officer di Kantor Komisi Informasi di Inggris mulai September ini.
Taz mengatakan hidupnya sangat sulit dan menantang.
Kesehatan fisiknya memburuk dan dia mencoba yang terbaik untuk tetap positif tetapi merasa seperti berada di tempat yang gelap.
“Sekarang saya siap untuk pekerjaan ini. Saya mendapatkan banyak pengalaman di tingkat nasional dan internasional dan saya siap seperti biasa. Saya juga senang melayani di divisi kejahatan dan layanan publik dengan CPS,” katanya lagi.
Sebelumnya, Taz lulus dari University of Sheffield dengan gelar Sarjana dengan penghargaan 2:1 jurusan Hukum dan Kriminologi pada 2016.
Dia juga lulus dari Universitas yang sama pada 2017 setelah mengejar gelar Master of Laws in Corporate Law and Commercial Law dan menyelesaikan kursusnya dengan predikat.
Namun dia mendapati dirinya tidak layak untuk melayani sebagai pengacara dan mengajukan diri untuk melayani di Royal Court Witness Service.
Dia kemudian menjalani magang selama empat bulan di Amerika Serikat di Kantor Hukuman Mati.
Belakangan, Taz kembali ke Inggris dan bekerja paruh waktu di sebuah firma hukum selama enam bulan.
Baca juga: Balas Dendam Ayah Dulu Diremehkan, Kini Beli Baju Lebaran Rp200 Juta, Berkat Doa Istri-Anak: Rezeki
Setelah itu, ia melamar beasiswa melalui The Honorable Society of Licoln's Inn yang diakui sebagai salah satu badan hukum dan peradilan profesional paling bergengsi di dunia.
Meski ditolak pertama kali, Taz melamar lagi dan mendapatkan beasiswa yang memberinya kebebasan untuk melamar magang.
Setelah lamaran karirnya berulang kali ditolak, termasuk lamaran pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan kualifikasinya, Taz harus meminjam dengan Kredit Universitas.
Mata pencahariannya baru tiba setelah 18 bulan menganggur dan hampir 100 lamaran kerja ditolak.
Ia akhirnya diterima bertugas di Kantor Komisioner Informasi dan Pelayanan Publik.
Kisah inspiratif di atas dibagikan oleh Taz melalui kanal YouTube miliknya, @tazaldeek.
”Bila diingat kembali, kisah ini menjadi kisah penebusan diri yang paling hebat. Saya pergi ke sekolah dan dulu berada di bawah segalanya,"
"Tanpa beasiswa dari Lincoln's Inn, saya tidak akan bisa mengikuti kursus pengacara untuk memenuhi syarat sebagai pengacara,"
“Dari tahun 2017 sampai 2022, lamaran saya berkali-kali ditolak dan sekarang, akhirnya saya berhasil melakukannya,” ujarnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com