TRIBUNJATIM.COM - Seorang pria pekerja kantoran mengaku lelah kencan setelah bertemu 7.749 wanita.
Perjalanan mencari jodoh membuatnya depresi karena hingga kini belum bertemu sosok yang tepat.
Padahal ribuan wanita telah ia temui namun belum ada yang tertarik dengan dirinya.
Hal ini dialami oleh seorang pria berusia 30 tahun berinisial GN.
Adapun GN merupakan pria pekerja kantoran di Hanoi, Vietnam.
Dikutip dari TribunnewsMaker, Rabu (3/5/2023), GN dikabarkan tak berani menerima telepon dari saudara dan kerabat.
Baca juga: Mama Muda Telanjur Percaya Dukun Hilangkan Guna-guna dengan Pijat, Berujung Dinodai, Endingnya Pilu
Ini setelah GN dijodohkan berkali-kali namun tak kunjung ada hasil.
GN yang kini berusia 30 belum juga menikah.
Setiap pulang ke rumah, GN selalu dikenalkan dengan seorang wanita kenalan dari orangtua, bibi hingga pamannya.
Awalnya karena ingin menyenangkan semua orang, GN pun mau tak mau setuju.
Akan tetapi setelah dijalani sebanyak 7.749 kali bertemu wanita, GN merasa mulai lelah.
Disebutkan pertemuan yang tidak pernah berakhir itu, membuat GN menjadi depresi.
Bahkan GN tidak mau lagi menyebut kata 'perjodohan' atau 'pacaran'.
"Setiap kali saya melihat mata saya, saya sangat lelah, saya tidak hanya harus datang untuk menyapa dan mengobrol," kata GN, dikutip dari TribunnewsMaker.
Baca juga: Curhat Wanita Pasca Ketemu Anak Miliarder dari Aplikasi Kencan, Tubuh Lebam Rekening Malah Ludes
"Tidak apa-apa untuk bertemu orang yang tepat, tetapi membosankan untuk pergi selamanya tanpa hasil," sambungnya.
"Siapa pun yang merekomendasikannya. Itu juga sangat indah, hanya ketika saya bertemu dengannya saya menyadarinya," tambahnya.
"Sekarang saya bosan dan tidak ingin mencintai lagi, saya sudah bertemu dengan banyak orang," bebernya.
Menanggapi hal ini, Vu Nguyet Anh, seorang pendiri layanan kencan terkenal mengatakan kepada Zing News.
"Menurut pendapat saya, fakta bahwa orang tua terlalu tidak sabar untuk terus mendesak dan mencocokkan anak-anak mereka dapat menjadi fungsi yang kontraproduktif," kata Vu Nguyet Anh dikutip dari TribunnewsMaker.
"Saat ini anak muda yang pilih-pilih, memiliki banyak standar, menerima jomblo dalam waktu yang lama, tidak terburu-buru untuk menutup hubungan, sering menjadi orang yang mandiri dan sulit, sehingga tidak suka didominasi oleh orang tua," sambungnya.
"Semakin banyak orang tua mendesak, semakin mereka memperkenalkan satu sama lain, semakin kesal, ingin melakukan yang sebaliknya," terangnya.
Berbeda jauh dengan kisah GN, seorang remaja SMP dijodohkan keluarga dan berakhir ke pelaminan.
Baca juga: Nasib Gadis Ajak Kencan Pria Tua di Hotel, Ternyata Dijadikan Umpan Sang Ibu untuk Adegan Panas
Namun mirisnya, remaja dijodohkan ini masih berusia 15 tahun.
Sontak pernikahan berawal dijodohkan ini viral di media sosial.
Ini bermula sebuah video prosesi pernikahan yang dilakukan mempelai yang masih remaja beredar di media sosial.
Ternyata video tersebut direkam di lingkungan Pallae, Kelurahan Wiring Palammae, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Mei 2022 silam.
Sepasang pengantin tersebut masih duduk di bangku SMP.
Mempelai pria adalah MF yang masih berusia 15 tahun.
Sementara mempelai wanita, adalah NS yang berusia 16 tahun.
Dalam cuplikan video viral tersebut, MF dan NS melangsungkan prosesi adat hingga resepsi pernikahan.
Terlihat mereka berdua menggunakan baju adat warna hijau di pesta pernikahan yang sangat meriah.
Kedua remaja di bawah umur tersebut dikabarkan dijodohkan oleh pihak keluarga yang masih bertetangga.
Bahkan mereka berdua masih memiliki hubungan keluarga.
Pernikahan ini juga sempat ditolak oleh pihak kelurahan lantaran keduanya masih di bawah umur.
Namun pihak keluarga tetap ngotot menikahkan keduanya secara siri.
Pernikahan atas dasar perjodohan antara orangtua kedua mempelai ini pun dibenarkan oleh pihak kelurahan Wiring Palannae.
"Memang benar ada pernikahan antara anak di bawah umur dan pernikahan ini berdasarkan perjodohan antara orang tua kedua mempelai," ujar Sekretaris Lurah Wiring Palannae, Fatimah, dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (24/6/2022).
Ia mengatakan, orangtua kedua remaja tersebut beberapa kali datang ke kelurahan untuk mengurus rekomendasi.
Namun permintaan tersebut tak diurus oleh pihak keluarga, karena calon pengantin masih di bawah umur.
"Sebelumnya orang tua masing-masing mempelai beberapa kali datang ke kantor untuk mengambil rekomendasi. Namun kami tidak bisa layani karena yang akan dinikahkan masih remaja yang usianya masih belasan tahun," pungkas Fatimah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com