Berita Trenggalek

Lantik KWT Sarinah Trenggalek, Bupati Mas Ipin: Kolaborasikan On Farm dan Off Farm

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin Melantik KWT Sarinah Trenggalek di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kabupaten Trenggalek, Senin (8/5/2023).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin meminta Kelompok Wanita Tani (KWT) Kabupaten Trenggalek tidak hanya bergerak di sektor on farm, tapi juga di hilir atau off farm

Hal tersebut ditekankan Mas Ipin, sapaan akrab Mochamad Nur Arifin usai melantik KWT Sarinah Trenggalek di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kabupaten Trenggalek, Senin (8/5/2023).

Di sektor on farm atau pertanian primer, Mas Ipin mengingatkan saat ini banyak pekerjaan petani yang digantikan dengan mesin, terutama pekerjaan yang berat, sehingga banyak wanita yang sebelumnya bergerak di sektor pertanian menjadi punya banyak waktu luang.

"Kondisi ini harapannya bisa ditangkap oleh KWT untuk menghasilkan ekonomi yang putarannya lebih cepat. Kalau padi 3 bulan baru panen, saya minta KWT cari bisnis yang lebih cepat secara cash flow (perputaran uang)," ucap Mas Ipin, Senin (8/5/2023).

Mas Ipin mencontohkan sektor on farm yang perputaran uangnya cepat adalah pembibitan yang dalam hitungan pekan sudah siap dijual.

Selain itu, budi daya anggrek juga mempunyai nilai jual yang tinggi.

"Potensi ini diharapkan bisa diambil ceruknya, sehingga tidak ada petani yang menganggur karena diganti dengan efektivitas mesin," lanjutnya.

Sementara itu, di sektor off farm, suami Novita Hardini ini meminta KWT Sarinah Trenggalek tidak melupakan pertanian hutan, terutama hilirisasi bambu.

Posisi Novita Hardini sebagai Ketua KWT Sarinah dan juga Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek juga mempunyai keunggulan untuk mengkolaborasikan keduanya.

Baca juga: Edukasi Penggunaan Pestisida, APROPI Gelar Pelatihan Bagi Petani Jawa Timur

"Bisa diinstruksikan misalnya ada jamuan dengan plastik atau kemasan sekali pakai dilarang, sehingga digantikan besek makan dari bambu, gelas dan sedotan bisa dari bambu," jelas Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek ini. 

Dengan semakin banyaknya penggunaan produk bambu, maka pelaku industri juga akan semakin banyak, sehingga bisa mengungkit ekonomi para petani perempuan.

"Di Dongko sudah ada 260an orang yang bergerak di sektor bambu, belum lagi jika potensinya dilipatgandakan pasti nanti perputaran ekonominya semakin besar," pungkasnya.

Berita Terkini