Berita Surabaya

2 Hari Tak Pulang, Bocah 9 Tahun Ditemukan Tenggelam di Sungai, Firasat Mimpi Sang Ibu Jadi Penanda

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saat jenazah Pio dievakuasi petugas SAR Gabungan di Sungai Kramat Gantung, Peneleh.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bocah bernama Moch Oktavio Bonek Jaya (9) kelas tiga sekolah dasar yang sempat dikabarkan hilang sejak dua hari lalu, pada Selasa (9/5/2023), akhirnya ditemukan.

Bocah 9 tahun itu ditemukan dalam keadaan tewas, di Sungai Kramat Gantung, Peneleh, Surabaya, Kamis (11/5/2023) malam.

Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya Kompol Andhika Mizaldy Lubis mengatakan, tubuh bocah 9 tahun ditemukan tewas dengan posisi terlentang di sungai tersebut, sekitar pukul 18.30 WIB. 

Baca juga: Pencarian Selama 2 Hari, Bocah 11 Tahun Tenggelam di Jember Ditemukan Mengapung di Sungai

Kedua orangtua korban telah mengaku kehilangan korban sejak Selasa (9/5/2023).

Namun, baru melaporkan kepada petugas untuk dilakukan proses pencarian di sungai tersebut, pada hari ini. 

"Iya benar (ditemukan) sekitar 18.30 dengan Tim BPBD Kota Surabaya. Di Sungai Kalimas, Jalan Peneleh. (Hilang) 2 hari yang lalu tanggal 9 Mei 2023. Dilaporkan baru hari ini oleh orangtua korban," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Kamis (11/5/2023) malam. 

Sementara itu, ayah korban Moch Aris (39) mengatakan, dirinya dan sang istri baru menyadari hilangnya sang anak; Pio, pada Rabu (11/5/2023) pagi

Pasalnya, hingga pagi hari, anaknya tak kunjung pulang ke rumah.

Padahal, sebelumnya diketahui Pio bermain di dekat sungai seusai pulang sekolah sekitar pukul 15.00 WIB, Selasa (9/5/2023). 

Baca juga: Proses Pencarian Bocah Tenggelam di Sungai Bedadung Jember Jadi Tontonan Warga, Picu Kemacetan

Biasanya, kalau sudah main sejak sore hari. Sang anak bakal pulang pada saat matahari mulai terbenam. 

Itupun terkadang sang anak tidak langsung pulang atau tidur di rumah. Kalau sudah terlanjur demikian, biasanya Pio tidur di rumah sebelah milik kerabatnya. 

Namun perkiraan Aris meleset kali ini. Sang anak hingga Rabu (10/5/2023) pagi, tak kunjung pulang ke rumah. 

"Gak ada firasat. Kalau Selasa malam, sengaja pintu saya kunci. Kan merasa kayak ada anak mau masuk gak bisa, lari. Saya kira (Pio) biasanya tidur di rumah sebelah. Sudah biasa begitu itu," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka Jalan Kanginan 3 no 18, Ketabang, Genteng, Surabaya. 

Menyadari ada yang tak beres. Aris bergegas mengajak sang istri untuk berkeliling mencari keberadaan Pio. 

Mulai dari bertanya ke teman-teman sepermainan sang anak. Hingga menelusuri lokasi terakhir keberadaan sang anak, sesuai dengan penuturan para saksi. 

Ternyata, didapatkan sebuah informasi terakhir bahwa Pio sempat mengajak para temannya bermain di Sungai Kalimas, kawasan Peneleh, pada hari selasa. 

Namun, ajakan tersebut tidak diiyakan oleh teman-teman Pio. Tak pelak Pio, disebut-sebut tetap melanjutkan rencananya bermain di dekat sungai tersebut, meskipun seorang diri. 

"Eh sampai pagi gak kelihatan. Akhirnya tanya teman-temannya. Katanya main ke kali langsung menyisiri kali itu kami (hari rabu)," katanya. 

Aris menduga, anaknya itu bermain di dekat sungai dan tak sengaja terpeleset hingga tercebur ke dalam sungai, namun tidak ada yang mengetahui. 

Sehingga, sang bocah 9 tahun tenggelam, lalu tewas. Dan, pada Kamis malam, jenasahnya baru ditemukan oleh Tim SAR Gabungan, setelah dirinya melaporkan ke pihak RT, RW, kelurahan, dan kepolisian. 

"Dugaannya, iya kepeleset tenggelam. Iya gak ada yang lihat. Dia ini aktif lincah main sendiri. Ya main di jembatan," pungkas Aris. 

Kemudian di lain sisi, bibi korban Novita (26) mengatakan, ibunda korban sempat bercerita kepadanya mengenai adanya firasat aneh yang menandai kepergian Pio. 

Firasat aneh tersebut berupa mempi.

Gambarannya, bahwa ibunda Pio ditampakkan sebuah visualisasi adanya acara resepsi pernikahan di depan rumahnya. 

"Kalau mimpi sempat. Ibunya mimpi ada acara nikahan. Kalau acara nikahan kan berkaitan dengan kematian. Tandanya kan," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di depan rumah duka. 

Informasinya, Moch Oktavio Bonek Jaya atau akrab dipanggil Pio itu, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. 

Pio merupakan anak pasangan suami istri (Pasutri) penggemar klub sepak bola Persebaya Surabaya, yakni Moch Aris (39) dan Arini (32). 

Moch Aris dikenal sebagai pendiri salah satu komunitas pencinta klub bola berjuluk Bajol Ijo, bernama 'Bonek Jaya'. 

Atas kecintaannya kepada klub sepak bola tersebut. Pasutri tersebut sampai menyematkan kata 'Bonek Jaya' dan 'Bonita Jaya' pada nama keempat buah hati mereka. 

Seperti, anak pertama, Moch Bonek Jaya Ramadhan (11), kelas 5 SD. Anak kedua, Merdeka Bonek Jaya Ramadhan (10), kelas 4. Dan, anak keempat, Siti Fatimah Bonita Jaya, balita

"Ayahnya kan pendiri komunitas bonek, bernama Bonek Jaya. Iya ayahnya pecinta Persebaya. Sudah lama bertahun tahun lalu.
Sempat viral sampai masuk koran karena namanya untuk kelahiran anak pertama," pungkas Novita. 

 

Berita Terkini