Ada satu hal yang sangat menyentuh saya ketika nonton Our Beloved Summer.
Pada episode 15, saat karya Choi Ung dikritik habis-habisan sehabis pameran tunggalnya, alih-alih minta dihibur, Choi Ung justru menemani Ji Ung yang sedang bersedih dan memberi pelukan untuk Yeon Su yang kelelahan.
Choi Ung seolah ingin menjawab kritik “terpenjara dalam trauma dan kesepian” dengan merangkul kesedihan orang lain.
Dia membuktikan bahwa sebagian dirinya memiliki cukup keberanian untuk mengakui kritik itu tanpa bersikap seperti orang paling menderita.
Choi Ung mungkin saja too good to be true bagi sebagian orang.
Dia pacar yang baik, sukses, rendah hati, bijak, dan bahkan ganteng.
Namun, terlepas dari itu semua, perjalanan hidupnya merupakan cermin yang memantulkan realitas di sekitar kita—atau bahkan hidup kita.
Dari Choi Ung kita tahu bahwa hidup tidak selalu seperti yang kita inginkan.
Tetapi, akan selalu ada cara untuk menghadapinya kalau kita mau mencoba.
#4 Choi Ung cuma ada satu
Choi Ung memang cuma ada satu, dan kita tak harus jadi Choi Ung agar dicintai. Kita hanya perlu menjadi diri sendiri yang tahu caranya memulai dan mengakhiri, serta tidak menganggap remeh hidup.
Choi Ung adalah sebuah alegori dari ruwetnya sebuah kehidupan.
Tak pernah ada karakter utama pria di drama romantis yang ditulis sekompleks dan se-lovable Choi Ung.
Itulah yang bikin penonton susah move on dari sosok Choi Ung.
Our Beloved Summer mampu membuat narasi yang cukup berat menjadi ringan tidak terlepas dari kehadiran karakter utamanya, Choi Ung.