Berita Viral

Gadis Tewas Ketika Mandi, Saat Polisi Datang Kondisi Tragis, Sahabat: Aku Tak Akan Lupa Teriakan Itu

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

TRIBUNJATIM.COM - Seorang gadis tewas saat mandi ketika ditemukan polisi kondisinya mengenaskan.

Kegiatan mandi yang dibarengi dengan main ponsel ternyata bisa menjadi musibah mengerikan.

Seperti yang dialami gadis cantik yang berakhir tewas ketika tengah mandi.

Masih muda dan cantik, gadis ini teledor hingga akhirnya nyawa tak tertolong ketika sedang mandi.

Sahabat si gadis cantik ini yang menjadi saksi mata terakhir sebelum temannya itu meregang nyawa.

Seorang gadis berusia 16 tahun yang masih cantik dan muda meregang nyawa karena keteledoran saat mandi.

Pelajaran berharga adalah untuk tidak bermain ponsel ketika sedang berada di kamar mandi.

Saat sedang mandi sambil berbicara di telepon dengan seorang teman, gadis berusia 16 tahun di Italia meninggal secara tragis.

Kabar ini seperti dilansir TribunJatim.com dari Saostar via TribunStyle.com, tragedi menimpa sebuah keluarga di kota Montefalcione, Italia selatan.

Putri mereka yang berusia 16 tahun, Maria Antonietta Cutillo, tersengat listrik hingga tewas saat mandi.

Baca juga: Pelaminan Hancur Subuh Jelang Ijab Kabul, MUA Mringis Pengantin Pilu, Dalang Dendam Mantan, Tabrak

Korban diketahui berendam sambil menggunakan ponsel yang sedang diisi daya pada Selasa malam (2 Mei).

Padahal selama ini Maria merupakan gadis cantik yang usianya masih muda.

Hanya karena kesalahan saat mandi ini, semua berakhir begitu saja.

Maria diketahui sedang sendirian di rumah, hal itu yang kemudian membuatnya tak mendapat bantuan sesegera mungkin.

Maria yang tewas mengenaskan di kamar mandi (Saostar)

Maria sendirian di rumah dan berbicara di telepon dengan seorang teman di kamar mandi.

Teman Maria tiba-tiba mendengar teriakan di ujung telepon, lalu dia menelepon polisi.

Saat polisi datang, gadis berusia 16 tahun itu sudah meninggal.

Menurut hasil otopsi, gadis itu meninggal karena sengatan listrik.

Polisi mengatakan bahwa Maria menggunakan telepon yang dicolokkan untuk berbicara dengan teman-temannya saat masih berendam di bak mandi.

Baca juga: Akhir Nasib Pria Berseragam Ormas Palak Sopir Truk Bogor, Kini Tersangka, Polisi Dalami Motif

Saat menggunakan ponselnya, Maria tidak sengaja menjatuhkannya di bak mandi.

Hal itu menyebabkan korsleting yang menyebabkan dia tersengat listrik.

Sahabat Maria kemudian menceritakan kesaksiannya tentang nasib Maria tersebut.

Sang sahabat bercerita bagaimana ia tak bisa melupakan teriakan.

"Dia meneriakkan nama saya di saat-saat terakhir.

Saya tidak akan pernah melupakan teriakan itu," teman dekat Maria mengaku.

Ilustrasi (freepik.com)

Tubuhnya dikirim ke kamar mayat rumah sakit untuk diotopsi.

Kejadian tragis ini telah menimbulkan peringatan akan bahaya penggunaan perangkat elektronik di kamar mandi, terutama yang bersentuhan dengan air.

Diketahui, ini bukan kasus kematian pertama akibat penggunaan ponsel terpasang di kamar mandi.

Pada tahun 2020, seorang siswi berusia 15 tahun bernama Tiffenn juga meninggal di bak mandi di rumahnya di kota Marseille, Prancis.

Sama seperti Maria, Tiffenn juga menjatuhkan ponselnya saat sedang mengisi daya.

Baca juga: Teka-teki Patung Ganesha yang Hilang di Gunung Bromo, Dicuri Pengunjung Terakhir? PHDI Ambil Sikap

Penemuan jasad seorang wanita yang kematiannya misterius memang kerap terjadi.

Seperti yang baru-baru ini menimpa seorang mahasiswi USU.

Hingga kini kematiannya belum benar-benar diketahui penyebabnya.

Seorang mahasiswi USU bernama Mahira Dinabila, ditemukan tewas di dalam rumah orang tua angkatnya yang berada di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas.

Penemuan mayat dalam kondisi mengenaskan ini pertama kali ditemukan oleh keluarga korban, pada Rabu (3/5/2023) lalu.

Mahira ditemukan oleh keluarga angkat dan informasi diteruskan kepada keluarga kandungnya.

Ayah kandung Mahira Dinabila yang merasa curiga dengan kematian anaknya di rumah orang tua angkatnya, Rabu (3/5/2023). (Tribun-Medan.com)

Orang tua kandung korban, Pariono mengaku awalnya ia mendapatkan kabar duka tersebut dari pihak keluarga.

Mendapatkan informasi tersebut, dia langsung mendatangi lokasi kejadian dan mendapati anaknya sudah dalam keadaan terbungkus.

"Waktu itu saya lihat korban ini sudah terbungkus, lalu ada pihak kepolisian menyuruh saya ngambil Baygon, karena nggak ada yang berani ngambil," kata Pariono kepada Tribun Medan dikutip TribunJatim.com , Senin (8/5/2023).

"Baygon semprotan bukan botol Baygon, posisinya tertutup rapat, saya ambil saya serahkan kepada polisi,"

"Habis itu polisi menanyakan barang bukti lagi sebuah handphone milik Mahira, tapi ditahan oleh bapak angkatnya, tidak diberikan kepada polisi," sambungnya.

Baca juga: Ibu di Rembang Datangi Kantor Polisi Ngaku Bunuh Anak Sendiri, Alasan Diselidiki: Kasihan Kalo Hidup

Kemudian, ia mengatakan jenazah korban langsung dievakuasi ke mobil ambulans dan dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Medan.

Lalu, ia pun pergi ke rumah sakit untuk mendampingi jenazah korban.

Sementara ayah angkat korban bernama Mawardi pergi ke Polsek Patumbak.

"Setelah itu dia (Mawardi) berangkat ke Polsek Patumbak saya mengantar jenazah anak saya ke rumah sakit," sebutnya.

Ayah kandung Mahira (Tribun-Medan.com)

Pariono juga membeberkan kondisi jenazah saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

"Kondisi jenazah saya nggak pasti tau, karena sudah dibungkus. Kondisi mukanya sudah hancur tinggal tengkorak, tapi badan utuh," ungkapnya.

Namun, sampai sejauh ini pihak keluarga belum mendapatkan keterangan resmi terkait penyebab dari tewasnya korban.

Kejanggalan demi kejanggalan dirasakan Pariono dan keluarga kandung Mahira.

Salah satu hal janggal yang dicurigai oleh Pariono adalah kondisi kepala anaknya yang tinggal tengkorak.

Baca juga: Hasil Tes Kejiwaan Ayah Kandung Bunuh Bocah 9 Tahun di Gresik, Polisi Beber Motif Pelaku Bunuh Anak

Dikatakannya, setelah melihat kondisi korban yang begitu mengenaskan dan sudah membusuk, keluarga menduga jenazah korban sudah meninggal sekitar 10 hari.

Pariono juga menceritakan bahwa, Putri keempat dari lima bersaudara ini sudah tinggal bersama dengan keluarga Mawardi sejak umur empat bulan.

Korban diangkat oleh keluarga Mawardi, karena tidak memiliki anak.

Hingga kini, kepolisian masih menyelidiki penyebab sebenarnya kematian Mahira.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini