Ia mengaku percaya ini adalah panggilan untuk datang ke Tanah Suci. Jadi tak mau disia-siakan.
"Anak-anak ya khawatir. Apa nenek bisa haji sendiri. Anak-anak takut nenek jatuh, diinjak orang, terus nanti gak pulang kumpul dengan keluarga dan khawatir-khawatir lainnya. Ya saya berusaha maklum," urainya.
Baca juga: Mengeluh Pusing dan Mual, Jemaah Haji Lansia Asal Jakarta Jadi Pasien Pertama di KKHI Madinah
Satu hal yang membuatnya yakin dan tetap berangkat haji, adalah menganggap semua jemaah adalah saudara.
Ia mengaku percaya ada jalan dan pasti ada bantuan nanti saat perjalanan dari Indonesia sampai Arab Saudi.
"Eh ternyata betul, rezeki itu tidak akan kemana. Dari kemarin, saya dibantuin jemaah haji lain mengangkat koper saya yang berat. Saya hanya bawa tas pinggang saja yang melekat. Lainnya dibantuin bawa," urainya.
Sarimah pun yakin tidak akan merepotkan orang lain. Ia sudah biasa melakukan aktivitas sendiri. Bisa jalan sendiri, dan salat sendiri.
"Insyaallah semuanya bisa sendiri dan berusaha tidak merepotkan," paparnya.
Dia mengaku menunggu momen ini sejak mendaftar 13 tahun yang lalu.
Dulu,awalnya ingin daftar umrah karena masa tunggunya tidak lama. Tapi, anak-anaknya melarang dan diminta tetap daftar haji.
Mata Sarimah mulai berkaca-kaca.
Baca juga: Sederet Layanan untuk Jemaah Haji Indonesia Saat di Madinah, Intip Menu Makanan yang Disajikan
Ia tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya atas nikmat dan kesempatan datang ke Tanah Suci. Ia mengaku selama ini hanya mendengar cerita dari orang pulang haji.
"Sebentar lagi, saya sudah bisa lihat Masjid Nabawi Madinah itu seperti apa, Masjidil Haram di Makkah itu seperti apa. Jadi saya bisa ikut cerita dengan orang-orang di kampung, haji itu seperti apa," tutupnya.