Berita Viral

Kondisi Sebenarnya Bocah di Serang Makan Nasi Lauk Kunyit, Bukan Faktor Ekonomi, Ternyata Candaan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi nyeleneh bocah makan nasi lauk kunyit membuat heboh publik hingga viral di media sosial.

"Gak sedikit yang berkomentar tentang rasa kasihan mereka terhadap si bocah tersebut yang makan kunyit, padahal hal tersebut itu hanya candaan hanya sebuah challenge yang kita buat untuk lucu-lucuan aja," terang perekam video.

Selain kunyit, bocah tersebut memang kerap melakukan aksi nyeleneh dengan menggigit benda-benda lainnya.

Di sisi lain perlu diketahui, kunyit yang biasa digunakan sebagai pewarna alami itu memiliki sifat antioksidan sekaligus antiinflamasi yang sangat baik bagi tubuh.

Kunyit atau disebut juga turmeric juga menawarkan khasiat lain bagi kesehatan yang tidak kalah menariknya.

Menurut Ahli Ayurveda (pengobatan tradisional khas India), Avanti Kumar-Singh, MD, manfata kunyit adalah menawarkan beragam kebaikan dan keuntungan bagi tubuh manusia.

Baca juga: Nasib Bocah SMP Pamer Bawa Mobil Baru Ajak Cewek, Nangis seusai Mobilnya Terbalik hingga Rusak Parah

Manfaat itu antara lain mendukung fungsi kognitif, meningkatkan ketahanan kekebalan tubuh, dan meningkatkan sistem pencernaan.

Di samping itu, kunyit juga mampu menjaga mobilitas sendi juga sekaligus mengatur kadar gula darah dalam tubuh.

Sumber utama khasiat dari kunyit sebenarnya berasal dari polifenol, fitonutrien, dan kurkuminoid.

Yakni sekumpulan enyawa aktif yang terkandung di dalamnya, terutama kurkuminoid- membantu melawan radikal bebas dan menghambat respons terhadap inflamasi.

Apabila rutin dikonsumsi, kunyit dapat mendukung beberapa hal sebagai berikut.

Ilustrasi kunyit. (Pixabay/stevepb)

1. Kesehatan muskuloskeletal

Sifat antinflamasi kunyit ternyata mampu mendukung kesehatan muskuloskeletal.

Muskuloskeletal merupakan struktur yang medukung anggota tubuh, leher, dan punggung.

Manfaat kunyit itu telah teruji kebenarannya usai Journal of Medicinal Food mempublikasikan hasil studinya di National Library of Medicine.

Studi yang dilakukan diunggah tahun 2017 mendapati pengurangan secara signifikan pada biomarker inflamasi, yakni ESR dan CRP.

Halaman
123

Berita Terkini