Idul Adha 2023

Bolehkah Puasa Dzulhijjah Gabung Bayar Utang Puasa Ramadan? ini Penjelasan Hukumnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta menjelaskan hukum puasa Dzulhijjah gabung bayar utang puasa Ramadan.

TRIBUNJATIM.COM - Puasa Dzulhijjah adalah puasa yang dilakukan mulai tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah yang dilakukan semata-mata untuk mendapat ridha dari Allah SWT.

Khusus tanggal 8 Dzulhijjah dinamakan puasa Tarwiyah dan tanggal 9 Dzulhijjah dinamakan puasa Arafah.

Anjuran puasa Dzulhijjah mengacu pada hadis riwayat Ahmad, Rasulullah SAW mengungkapkan anjuran untuk memperbanyak amal ibadah pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, bertasbih, bersilaturahim, dan berpuasa. 

“Tidak ada hari dimana amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab: ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya." (HR. Ahmad).

Baca juga: 12 Ucapan Idul Adha Bahasa Arab dan Artinya, Ini Tanggal Idul Adha 2023 Pemerintah dan Muhammadiyah

Jadwal Puasa Dzulhijjah 2023

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah pada Selasa (20/6/2023) dan Idul Adha pada Kamis, 29 Juni 2023, dilansir dari kompas.tv.

Oleh karena itu, puasa Dzulhijjah bisa dimulai pada tanggal berikut ini.

Puasa 1-7 Dzulhijjah: 

Selasa, 20 Juni 2023
Rabu, 21 Juni 2023
Kamis, 22 Juni 2023
Jumat, 23 Juni 2023
Sabtu, 24 Juni 2023
Minggu, 25 Juni 2023
Senin, 26 Juni 2023

Puasa Tarwiyah, 8 Dzulhijjah:

Selasa, 27 Juni 2023

Puasa Arafah, 9 Dzulhijjah:

Rabu, 28 Juni 2023

Baca juga: Kapan Diumumkan soal Keputusan Libur Idul Adha 2023 Jadi 2 Hari? Pemerintah Sudah Bahas Usulan

Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah

1. Niat Puasa Dzulhijjah

Keutamaan puasa Dzulhijjah yakni ibadah yang disukai Allah dan akan diamppuni dosa-dosa yang telah dilakukan dan akan dilakukan selama satu tahun. Berikut niatnya.

Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi taala.   

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah taala.”

2. Niat Puasa Tarwiyah

Keutamaan puasa Tarwiyah bagi yang melakukannya adalah akan dihapus dosa setahun sebelumnya atas izin Allah SWT seperti dijelaskan oleh ulama Malikiyah dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah.

Berikut niat puasa Tarwiyah:

Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.

3. Niat Puasa Arafah

Puasa Arafah memiliki keutamaan diampuni dosa selama dua tahun yang lalu dan yang akan datang atas kehendak Allah SWT.

Berikut niat puasa Arafah beserta artinya:

Nawaitu shouma 'arafata sunnatan lillaahi ta’ala

Artinya: Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta’ala.

Ilustrasi puasa (Tribunnews.com)

Bolehkah Puasa Dzulhijjah Gabung Bayar Utang Puasa Ramadan?
 
Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri pernah menjelaskan bahwa puasa qadha atau bayar utang puasa Ramadan dan puasa Dzulhijjah tidak bisa digabungkan.

"Tentu tidak bisa (digabungkan). Puasa punya aturannya sendiri-sendiri. Artinya, tidak puasa A sekaligus gandeng puasa B itu tidak bisa. Ia harus sendiri-sendiri," ujar Syamsul, dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/6/2022).

Syamsul menjelaskan, lebih utama mendahulukan puasa qadha karena hukumnya wajib.

Sementara puasa Dzulhijjah, baik puasa tarwiyah maupun arafah, keduanya adalah puasa sunah.

"Yang wajib harus didahulukan ketimbang yang sunah, itu kaidahnya," terang Syamsul.

Pelaksanaan puasa qadha sendiri bebas dan tidak ada batasan waktunya.

Batasan utamanya, hanya sebelum masuk Ramadhan tahun berikutnya.

"Artinya kapan pun kita boleh memilih (melaksanakan puasa qadha)," imbuh dia.

Bolehkah Puasa Dzulhijjah tapi Tidak Penuh?

Meski dianjurkan untuk berpuasa selama 9 hari, namun di beberapa kondisi ada yang berpuasa tidak penuh, melainkan hanya tiga hari, dua hari atau sehari, dan lainnya.

Bolehkah begitu?

Melansir laman kemenag.go.id, berpuasa Dzulhijjah tapi tidak penuh hukumnya boleh dan sah, hal itu karena hukum puasa ini adalah sunah, yang mendapat pahala jika dilakukan dan apabila ditinggalkan tidak mendapat dosa.

Selain itu, keabsahan satu hari puasa tidak tergantung pada hari sebelumnya dan sesudahnya, sehingga boleh dilakukan tidak sempurna 9 hari puasa.

Namun apabila dalam kondisi mampu melakukan puasa 9 hari, maka sangat dianjurkan untuk berpuasa sempurna.

Ini karena berpuasa sempurna 9 hari memiliki lebih banyak keutamaan dibanding yang berpuasa tidak sampai 9 hari. Juga Rasulullah Saw senantiasa berpuasa selama 9 hari Dzulhijjah.

Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Imam Al-Nasa-i, dan Imam Ibnu Hibban dari Sayidah Hafshah, dia berkata;

"Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Saw, yaitu berpuasa di hari Asyura (tanggal 10 Muharram), berpuasa sepuluh hari pertama (1-9 Dzulhijjah), berpuasa tiga hari di setiap bulan, dan shalat dua rakaat sebelum shalat Subuh."

Berita Jatim terkini lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini