TRIBUNJATIM.COM - Apakah Tribunners pernah mendengar istilah pareidolia?
Istilah ini ramai diperbincangkan di TikTok, loh.
Kendati demikian, beberapa orang mungkin tak paham arti kata pareidolia tersebut.
Diusut, paredolia adalah istilah psikologi yang mengarah pada kemampuan random kepunyaan manusia.
Paredolia disebut random lantaran terkadang kita tak sadar memiliki kemampuan ini.
Nah, lantas apa arti kata paredolia?
Yuk, simak penjelasannya di sini!
Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Bujang Tewas di Tangan Suami Selingkuhan - Anak Buah Ferdy Sambo Tetap Jadi Polisi
Informasi seputar berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Arti kata paredolia
Apa arti kata pareidolia ini?
Mengenal apa itu Pareidolia, kondisi melihat sosok atau wajah manusia pada benda mati.
Kata Pareidolia saat ini menjadi trending topik karena sering dibahas di beberapa platform media sosial seperti TikTok hingga Instagram.
Namun apa arti kata Pareidolia serta apakah Pareidolia berbahaya bagi kesehatan manusia? simak uraiannya berikut ini.
Pernahkah anda melihat benda mati seperti rumah, awan, bangunan, lubang stop kontak hingga biskuit menunjukkan sosok atau wajah manusia?
Baca juga: Arti Kata Awkward dalam Bahasa Gaul di Medsos, Ketahui Cara Mengatasinya Jika Terjadi di Depan Umum
Baca juga: Arti Kata Bromance, Istilah Gaul Kerap Dipopulerkan Drakor, Deskripsikan Hubungan Dekat Sesama Pria?
Jika pernah, maka anda tengah merasakan kondisi Pareidolia yang saat ini tengah ramai diperbincangkan.
Dikutip dari Kompas.com bahwa arti kata Pareidolia merupakan fenomena psikologis yang menyebabkan seseorang mampu mengenali suatu bentuk atau pola tertentu.
Bentuk atau pola tersebut biasanya berupa wajah atau sosok manusia yang sebenarnya adalah benda mati.
Jika dikaji dalam dunia Psikologi, Pareidolia merupakan sebuah ilusi parsial dan terjadi dalam kondisi pencahayaan rendah.
Sedangkan dalam kajian neuropatologi, kondisi Pareidolia tidak disengaja dan merupakan fenomena acak.
Otak manusia secara otomatis menggunakan pengetahuan bawan dan data yang dikumpulkan dari pengalaman sebelumnya.
Hal ini untuk mengisi bagian yang hilang, sehingga menghasilkan interpretasi lengkap yang menghasilkan gambar yang koheren.
Meski belum diketahui secara pasti penyebab dari kondisi Pareidolia, namun menurut menurut studi yang dirilis oleh Cell Press Journal pada tahun 2017 menyebutkan bahwa Pareidolia berkaitan dengan cara kerja otak dalam memproses rangsangan visual.
Lantas apakah Pareidolia berbahaya?
Meski pada beberapa orang, otak mereka memiliki kecenderungan untuk langsung memproses suatu benda mayi menjadi bagian wajah tertentu.
Namun Pareidolia tidak selalu menjadi kondisi yang berbahaya, kondisi ini normal terjadi dan dapat dialami oleh siapa saja.
Baca juga: Arti Kata Inses, Istilah yang Sekarang Lagi Viral di TikTok, Mengarah Pada Hubungan Menyimpang
Arti Kata Mental Load
Istilah-istilah baru terus bermunculan di media sosial tiap harinya.
Beberapa di antaranya berasal dari bahasa psikologi, seperti istilah mental load.
Istilah mental load merujuk pada apa yang dialami para ibu, baik yang bekerja maupun yang bertindak sebagai ibu rumah tangga.
Di dalam rumah tangga dengan pasangan suami istri yang bekerja sama untuk urusan domestik pun, seorang ibu tetap lebih rentan mengalami kelelahan mental.
Istilah kelelahan yang dirasakan ibu tersebut dinamakan mental load atau beban mental. Apa itu?
Ketahui apa itu mental load alias beban yang tak terlihat di pundak ibu seperti mengutip dari Mind Body Green berikut ini!
Baca juga: Arti Kata Burn Out dalam Bahasa Inggris, Kondisi yang Disebabkan oleh Stres, Simak Tanda & Gejalanya
Baca juga: Arti Kata Sankyu dalam Bahasa Jepang, Biasa Dipakai Anak Muda Kirim Pesan, Ini Contoh Penggunaannya
Beban Mental Seorang Ibu
Beban mental adalah istilah untuk pekerjaan yang tidak terlihat ada di pundak ibu karena bukan merupakan tugas-tugas fisik.
Mental load merujuk pada pikiran ibu yang sering kali harus mengawasi atau memikirkan tugas-tugas rumah tangga bisa berjalan.
Ibu dianggap menjadi orang yang bertanggung jawab membuat daftar tugas, mengingatnya, menyelesaikannya, hingga memastikan pekerjaan yang dilakukan anggota keluarga terselesaikan dengan baik.
Menurut Lucia Ciciolla, Ph.D, psikolog di Oklahoma State University, beban mental merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan lantaran tidak terlihat secara fisik.
Beban yang sering kali tidak dianggap ada oleh orang lain ini ternyata cukup menyedot waktu dan tenaga perempuan, lho.
"Meskipun mungkin secara fisik melakukan lebih sedikit cucian, perempuan menyadari bahwa mereka terus memegang tanggung jawab untuk memastikannya selesai," ungkap Lucia.
"Memastikan deterjen tidak habis, semua pakaian kotor masuk ke tempat cuci, selalu ada handuk bersih, dan sebagainya," imbuhnya.
Lucia menambahkan, banyak perempuan yang mengaku bahwa mereka masih menanggung beban mental rumah tangga sekalipun sudah mendapat bantuan.
Senada dengan itu, laporan dari organisasi nirlaba Bright Horison juga menemukan 72 persen ibu yang bekerja merasa mereka harus tetap mengikuti jadwal anak-anak.
Sebanyak 52 persen menghadapi kelelahan akibat tanggung jawab yang diembannya tersebut.
Beban mental ini sangat rentan membuat seorang ibu stres dan terkuras energinya.
Oleh karenanya, tidak heran jika ibu rumah tangga lebih cepat lelah walau kesibukannya di rumah terlihat tidak terlalu banyak.
Dampak Mental Load pada Ibu
Beban mental yang dirasakan ibu, baik bekerja maupun ibu rumah tangga, mempunyai konsekuensi yang mirip.
Para ibu lebih rentan stres, lelah, dan kurang bahagia dibandingkan dengan para ayah.
Baca juga: Arti Kata STW, Istilah Gaul Populer, Sering Dipakai untuk Seseorang yang Menginjak Usia Setengah Tua
Maka dari itu jangan lantas merasa perempuan galak ketika ia lebih banyak mengomel di rumah, karena ada beban mental yang harus mereka tanggung.
Konsekuensi beban mental terhadap ibu akan lebih besar kepada perempuan yang berkarier.
Ini karena mereka harus memikirkan pula mengenai pekerjaan dan kariernya.
Oleh sebab itu, banyak ibu bekerja yang berhenti dan meninggalkan pekerjaannya untuk fokus pada rumah tangga.
Barangkali, keputusan tersebut dapat membantunya sedikit mengurangi mental load yang dirasakan.
Bagaimana menurut Kawan Puan? Apakah kamu juga merasakan beban mental setelah jadi ibu?
----
Artikel ini telah ditayangkan di TribunTrends.com
Berita Jatim dan arti kata lainnya.