Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kemunculan memori masa kecil akan ibu dan dongeng kancil, menginspirasi Osyadha Ramadhanna dalam membuat sebuah karya seni.
Sebuah perwujudan visual dan penguatan nilai dari sebuah buku, film animasi dan karya seni mengiring dalam karya ‘Tentang Bagaimana Memutuskan Sesuatu’ karya Osyadha Ramadhanna yang dipamerkan di Artotel TS Suites Hotel Surabaya.
“Karyanya terinspirasi dari dongeng kancil itu ingatan yang lekat dengan saya dan ibu."
"Berangkat dari cerita kancil itu pasti ada sesuatu pengalaman atau bersentuhan dengan saya, itu yang saya gambarkan,” kata Osyadha Ramadhanna di sela pameran seni bertajuk Di Antara Hujan di ARTOTEL TS Suites Surabaya, belum lama ini.
Cerita-cerita kancil tersebut diterjemahkan dalam bentuk visual dengan karya batik di kain.
Pada pameran seni bertajuk Di Antara Hujan di ARTOTEL TS Suites Surabaya, Osyadha mengaplikasikan batik tulis. Pengalaman membatik saat kuliah ia lanjutkan dalam sebuah karya.
“Meskipun dengan visual yang abstraksi tapi saya mengaplikasikan teknik batik pakai canting, kuas, tetap pakai lilin sebagai perintang warna,” katanya.
Dalam karya ini, alumnus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya ini memilih menggunakan kain katun primisima.
Menurutnya, kain tersebut mampu menyerap warna dengan baik.
“Bukan dari tebalnya, tapi kerapatan seratnya. Karena kain tersebut dengan serat katun murni jadi bagus untuk kerapatan warna,” ungkap perempuan yang akrab disapa Oca.
Pewarna yang digunakan mengikuti teknik batik colet yakni teknik menorehkan warna di atas kain menggunakan kuas seperti melukis dengan pewarna sintetis.
“Karya tekstil cukup banyak karena memang sejak kecil terbiasa bermain dengan tekstil. Benang, sulam dan sebagainya."
"Saya pikir batik tidak terlalu berbeda, jadi saya coba aplikasikan teknik lain,” kata anak kedua dari empat bersaudara tersebut.
Kolaborasi Empat Seniman Jawa Timur