Berita Viral

Nasib Sopir Truk di Samarinda Dikeroyok Geng Motor karena Tersenggol, Ending Memilukan

Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO ILUSTRASI: geng motor lukai sopir truk

"Korban pulang sekolah bersama teman-temannya dengan berjalan kaki, tiba-tiba di pinggir jalan tepatnya di depan SMP 3 Palabuhanratu, korban tanpa sebab langsung dibacok ke arah leher korban menggunakan senjata tajam oleh pelaku yang sebelumnya tidak dikenal," kata Maruly dalam keterangan diterima Tribunjabar.id, malam ini.

Maruly menjelaskan, korban mengalami luka di leher hingga mengalami pendarahan cukup parah.

Menurutnya, berdasarkan informasi saksi di TKP, para pelaku melarikan diri ke arah Citepus.

"Korban sempat ditolong oleh warga sekitar untuk dibawa ke rumah sakit dilakukan pertolongan, namun setelah dibawa, dalam perjalanan dan sampai di rumah sakit korban diketahui meninggal dunia," jelasnya.

Saat ini, kata Maruly, pihaknya masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan melakukan pengejaran terhadap pelaku.

"Masih pencarian terhadap terduga pelaku yang kabur," ucapnya.


Sebelumnya, seorang anggota geng motor berinisial AAS (17) yang sempat menjadi buronan setelah membacok remaja bernama Muhammad Rizki Najmudin (20) hingga tewas akhirnya menyerahkan diri ke polisi.

Dia merupakan pelaku utama yang membacok remaja itu di sekitar Gang H Arsad, RT 1/19, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi pada 5 Februari 2023 lalu saat korban bersama satu temannya baru turun dari angkot.

Aksi brutal tersebut dilakukan oleh AAS bersama lima rekannya yakni MFPU (19), NBR (19), MA (19), RFF (18), dan KAH (17) yang sudah diringkus polisi, bahkan satu orang di antaranya ditembak karena mencoba melarikan diri.

"Untuk tersangka AAS, pelaku utama dalam kasus penganiyaan remaja sudah kami tahan, dia diserahkan orangtuanya ke Mapolres Cimahi," ujar Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Luthfi Olot Gigantara saat dihubungi, Selasa (21/2/2023).

Ia mengatakan, AAS ini diserahkan pada 19 Februari 2023 lalu, tepatnya setelah kabur dan bersembunyi di beberapa tempat yang tak jauh dari tempat tinggalnya yakni di daerah Dago, Kota Bandung.


Alasan AAS bersembunyi hingga menjadi buronan polisi itu, kata Luthfi, karena setelah melakukan aksi penganiayaan tersebut dia kaget mendengar korbannya sampai meninggal dunia

Jadi selama menjadi DPO bersembunyi di hutan-hutan dekat rumahnya.

Kadang dia pulang malam harinya kadang enggak pulang juga, lalu pindah-pindah ke rumah keluarganya yang lain," katanya.

Luthfi mengatakan, memang ada peran orangtuanya saat AAS bersembunyi dari kejaran polisi karena saat pihaknya mengejar ke rumahnya, orangtua tersangka selalu bilang tidak mengetahui keberadaan anaknya.

"Akhirnya, paman dia membujuk orangtua AAS supaya anaknya diserahkan biar tidak kenapa-kenapa," ucap Lutfhi.

Alasan lain dari orangtua tersangka menyerahkan AAS itu, kata dia, karena ramainya pemberitaan soal ancaman polisi yang akan memberikan tindakan tegas dan terukur terhadap anggota geng motor terlibat aksi kriminal.

"Setelah orangtua tersangka melihat ada anggota geng motor yang ditembak, mereka ini khawatir anaknya akan diberikan tindakan tegas dan terukur juga," katanya.

Setelah itu, kata dia, orangtua dari tersangka merasa khawatir bahwa anaknya akan diberikan tindakan tegas hingga akhirnya AAS diserahkan ke anggota Satreskrim Polres Cimahi dengan diantar oleh paman dan ketua RW setempat.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

 

Berita Terkini