Salah satu orang tua siswa, Emon (nama samaran), mengatakan, uang seragam wajib lunas di hari Rabu (12/7/2023) kemarin.
Jika ada orang tua siswa tidak bisa melunasi, wajib mengajukan surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari desa.
“Maunya bisa diangsur, tapi ini wajib lunas hari Rabu minggu lalu. Kalau tidak, pilihannya bawa SKTM,” ucap Emon, saat ditemui, Kamis (20/7/2023).
Emon pun mengakui harga kain yang dibagikan lebih mahal dibanding harga seragam jadi di pasaran.
Bahkan ongkos jahit satu setel seragam pun harganya hampir sama dengan beli seragam jadi.
Emon mencontohkan, ongkos jahit seragam putih abu-abu bisa mencapai Rp 150.000.
Baca juga: SDN di Ponorogo Hanya Dapat 1 Siswa Baru di PPDB 2023, Ira Tetap Bersemangat Belajar di Sekolah
Padahal harga itu jika ditambah Rp 20.000 saja sudah dapat seragam jadi, tanpa perlu menjahit.
“Kalau jas almamater, biayanya paling tidak Rp 200.000. Pramuka, putih abu-abu Rp 150.000,” ungkapnya.
Sehingga, lanjut Emon, harga total untuk seragam putih abu-abu saja mencapai Rp 500.000, dengan rincian Rp 359.400 harga kain dan Rp 150.000 ongkos jahit.
Emon pun mempertanyakan kelebihan harga yang sangat mencolok ini.
Tribun Jatim Network sudah mendatangi SMAN 1 Kedungwaru untuk meminta penjelasan.
Namun tidak ada seorang pun yang ada di ruang resepsionis.
Kepala SMAN 1 Kedungwaru, Nuruddin tidak merespons saat dihubungi lewat telepon maupun WhatsApp (WA).
Demikian juga Humas SMAN 1 Kedungwaru, Agung Cahyadi.