Berita Viral

Mahasiswa KKN di Lombok Utara Diusir Warga, Bermula dari Postingan soal Gadis Desa Setempat

Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang mahasiswi KKN viral di media sosial seusai menyebut tak ada gadis yang cantik di Desa Kayangan

TRIBUNJATIM.COM- Sejumlah mahasiswa yang sedang KKN di Lombok Utara diusir warga setempat.

Semua bermula dari sebuah video yang diposting salah seorang peserta KKN.

Postingan itu menyinggung perasaan warga setempat.

Tak beretika saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) kembali terjadi.

Kali ini datang dari seorang mahasiswi Universitas Mataram yang melaksanakan KKN di Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.

Ia membuat sakit hati warga lantaran berujar tidak ada gadis yang cantik di desa tersebut.

Dilansir dari TribunTrends, seorang mahasiswi yang tengah menjalani kegiatan kuliah, kerja, nyata (KKN) di Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, membuat marah warga setempat.

Mahasiswi berinisial AP yang kuliah di Universitas Mataram (Unram) tersebut membuat sakit hati warga lokal karena ucapannya.

Baca juga: Terima Ribuan Mahasiswa KKN dari IAIN Kediri, Mas Dhito Ingatkan Harus Ada Hasil untuk Masyarakat

AP sempat menyebut tak ada gadis yang berparas cantik di Desa Kayangan, tempat dirinya menjalani KKN.


Video AP yang mengucapkan pernyataan tersebut pun viral di media sosial.

"Kita bikin mie. Belum jadi mie kita, ditelepon sama pak... "Hee adek-adek jam 2 ke rumah saya ya." Padahal acaranya setengah 4. Biar kenapa? Susah ya jadi kembang desa di sini. Anak Kayangan ndak ada cantik-cantik. Jadi kita kembang desa jadinya," ujar AP dalam video tersebut seperti dilansir TribunJakarta.com dari Twitter @merapi_uncover.

Video viral itu membuat warga lokal sakit hati.

Mereka meminta mahasiswi tersebut untuk memohon maaf.

Terlihat di depan kantor desa sata malam hari, perempuan yang mengenakan sweater putih tersebut berdiri di tengah-tengah.

Di hadapan perempuan itu, warga sudah berkumpul hendak mendengar permohonan maafnya.


"Saya minta maaf karena pernyataan saya yang viral semuanya pada tersinggung," ujarnya.

AP juga terlihat membuat video klarifikasinya terkait kejadian itu.

"Selamat sore. Saya AP dari KKN Desa Kayangan 2023. Saya ingin meminta maaf atas kejadian yang tidak seharusnya saya lakukan yang ada di video tersebut."

Oleh karena itu saya pribadi AP ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak yang merasa tersinggung yaitu warga Desa Kayangan.

Saya benar-benar minta maaf atas kejadian yang saya lakukan tersebut. Terima kasih. Selamat sore," ujar AP dalam video 37 detik itu.

Peristiwa serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.

Sejumlah mahasiswa KKN diusir tengah viral di media sosial.

Mahasiswa KKN tersebut disebutkan berasal dari Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat.

Mereka diusir dari tempat KKN mereka di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumbar.

Pengusiran dilakukan karena ada sejumlah siswi yang membuat video dan beredar di TikTok terkait fasilitas di kecamatan itu.

"Kalian libur semester? Mana maen, KKN-lah. KKN kalian di mana? Tanah Datar, Lima Puluh Kota? Bungus lah, air gak ada, mandi di mushala. Diusir? Ngontrak bayar pula," ucap sejumlah mahasiswi dalam video tersebut.

Kemudian, kembali beredar video yang memperlihatkan seorang pria tengah berbicara kepada mahasiswa dan mahasiswi KKN yang membuat konten tersebut.

"Jadi itu keputusannya, karena untuk mengingat keamanan adik-adik juga di lingkungan, karena pasti ada warga yang membaca itu, karena ini bukan masalah adik-adik dengan pemerintah," kata pria dalam video itu.

Sekretaris UNP Erianjoni menyayangkan video yang dibuat mahasiswinya hingga viral di media sosial.

Menurutnya, bila ada permasalahan atau hal-hal lain yang dialami di lokasi KKN, mereka bisa menyampaikannya ke dosen pembimbing lapangan (DPL).

Selain DPL, UNP juga punya wadah lain untuk komunikasi mahasiswa yaitu unit pelaksana pusat KKN.

"Ini memang keliru. Mahasiswa kita harus diberi pembelajaran, tidak semua harus semuanya lewat media sosial, kan ada wadah komunikasinya, DPL dan unit pelaksana pusat KKN," kata Erianjoni kepada TribunPadang.com, Minggu (25/6/2023).

"Sederhana saja, mereka kebablasan juga bermedia sosial, tentu masyarakat tidak terima. Menyangkut nama daerah tentu sensitif," ujar dia.

Selain itu, Erianjoni menilai sejumlah mahasiswi itu juga belum siap untuk bisa memahami masyarakat dan daerah setempat.

"Jadi, ya mereka (warga) tak terima, mereka (mahasiswa KKN) posting di media sosial kekecewaannya karena harapan yang diharapkan tak terjadi. Fasilitas yang mereka harapkan tidak dapat, sementara mereka harus bayar. Barangkali anak KKN ini juga cemburu di daerah lain ada yang tidak bayar," tutur dia.

Pasca viralnya video mahasiswi KKN UNP itu, pihak kampus akan berdialog dengan Camat Bungus Teluk Kabung.

Ia memastikan pihak kampus akan memproses kejadian ini.

Bila mungkin mahasiswa UNP ini tidak bisa KKN di Bungus Barat lagi, maka akan dipindahkan ke daerah lain.

"Kalau memang ndak bisa mahasiswa itu ditempatkan KKN di situ lagi, akan kita pindahkan ke tempat lain, dan ini memang kesalahan dari mahasiswa kita ya karena etika berkomunikasinya yang buruk," ujar Erianjoni.

Saat ini para mahasiswa KKN itu sudah kembali kediaman mereka masing-masing.

Sebagai informasi, saat ini ada 6.000 mahasiswa UNP sedang menjalani KKN yang tersebar di semua kabupaten/kota di Sumatera Barat.

 

 

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

Berita Terkini