TRIBUNJATIM.COM - Inilah jeritan hati kakak beradik minta ayahnya ditangkap.
Kakak beradik itu menyebut ayahnya membunuh ibu mereka.
Ayah mereka disebut sudah kabur sejak tujuh tahun lalu.
Mereka pun meminta bantuan kepada Presiden Jokowi dan Kapolri.
Video dua anak kakak beradik minta tolong dibagikan akun Instagram @ndorobei.official dan menjadi viral di media sosial.
Dalam video tersebut memperlihatkan anak laki-laki dan anak perempuan yang diketahui kakak beradik.
Sang kakak, bocah laki-laki menyampaikan pesan meminta tolong kepada Presiden Jokowi agar menangkap ayahnya.
“Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, kepada bapak Jokowi dan bapak Listyo, saya meminta tolong untuk segera menangkap bapak saya yang telah membunuh ibu saya,”
“Tragedinya terjadi pada tahun 2015 di depan saya sendiri, saat itu saya masih kecil,” ungkapnya bocah laki-laki, sang kakak.
Baca juga: Kalap Ajakan Rujuk Ditolak karena Miskin, Suami Bunuh Istri & Mayat Dibungkus Plastik sampai Busuk
Bocah laki-laki itu berharap agar Kapolri Listyo Sigit Prabowo menangkap ayahnya yang telah menewaskan ibunya tersebut.
“Saya meminta tolong kepada bapak Jokowi agar segera menangkap bapak saya, terima kasih,” ungkapnya sembari menyeka air mata, dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.
Terungkap bahwa dua bocah tersebut merupakan kakak beradik ARPP (11) dan adiknya SANR (9).
Mereka tinggal di gubuk bersama dengan neneknya Sulastri (59) di Dusun Adiluhur, Kelurahan Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah.
Mirisnya, kehidupan mereka berubah setelah sang ibu meninggal karena ulah ayahnya.
Baca juga: Bayar Ipar & Ponakan Rp2,5 Juta, Suami Bunuh Istri Pertamanya, Bikin Skenario Dibuang di Jalan
Di usia yang masih belia, mereka mengalami kisah memilukan dan tragis karena peristiwa sang ibu meninggal dunia di tangan sang ayah.
Mereka juga jadi korban penelantaran karena sang ayah sebagai pelaku rajapati ibunya itu justru melarikan diri.
Mirisnya, dikabarkan bahwa sang ayah melarikan diri dan masih berkeliaran belum ditangkap.
Padahal peristiwa sang ibu meninggal dunia di tangan ayahnya itu sudah berlalu 7 tahun silam.
Dijelaskan dalam keterangan kronologi kejadian bahwa sang ibu meninggal dunia setelah mengalami sabetan senjata tajam ayahnya.
Hal itu bermula karena percekcokan antara sang ibu dan ayahnya.
Diketahui saat itu, ibu dan ayahnya telah bercerai.
Namun, suatu hari ayahnya datang untuk menginap di rumah neneknya, di mana ibu dan mereka (kakak beradik) tinggal.
Alasannya sang ayah saat itu datang karena rindu dan ingin sahur serta buka puasa bersama di bulan Ramadhan.
Di luar dugaan, keesokan harinya justru terjadi percekcokan antara ibu dan ayahnya.
Tragisnya, percekcokan itu berakhir karena aksi sang ayah secara spontan mengambil senjata tajam di dapur dan menyerang ibunya dengan membabibuta.
Alhasil sang ibu bersimbah darah dengan sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya, termasuk di wajah dan lehernya.
Sang ibu pun sempat dirawat di rumah sakit selama seminggu hingga akhirnya meninggal dunia.
Sementara ayahnya lepas tanggung jawab dan melarikan diri entah ke mana.
Baca juga: Tak Hanya Reka Ulang Adegan Suami Bunuh Istri di Gresik, Polisi Juga Periksa Kejiwaan Pelaku
Setelah sang ibu meninggal, dua kakak beradik ini pun dirawat neneknya Sulastri (59).
Mereka tinggal di sebuah gubug kecil yang memprihatinkan di Dusun Adiluhur, Kelurahan Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah.
Mirisnya, hingga saat ini sang ayah yang merupakan pelaku masih bebas dan belum ditangkap.
Disebutkan padahal sang ayah atau pelaku bernama Rangga Prayoga telah diketahui keberadaannya.
Menurut penelusuran netizen, pelaku Rangga Prayoga sempat aktif di media sosial.
Terakhir pelaku juga diketahui sudah menikah lagi dan tinggal di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Lewat unggahan tersebut, keluarga korban berharap agar pelaku segera ditangkap.
“Besar sekali harapan keluarga korban agar pelaku bisa segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tulis akun tersebut.
Baca juga: Modus Licik Suami Bunuh Istri Siri, Sempat Ajak Hubungan Intim, Kesal Dihina Laki-laki Tak Berguna
Sementara, kasus suami bunuh istri terjadi belum lama ini di Kampung Warungkadu, Desa Cibeber, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Kamis (29/6/2023) pukul 00.30 WIB.
Seorang suami inisial DH atau Didi Hardiana (32) diduga membunuh istrinya bernama RS atau Renalia Saptiana (28) dengan cara digorok lehernya.
Didi tega menghabisi nyawa sang istri saat berada di dalam rumah yang juga ditinggali oleh kedua orangtua Renalia.
Kasat Reskrim Polres Lebak AKP Andi Kurniady mengatakan, kedua orang tua korban sempat mendengar keributan di kamar belakang yang ditempati oleh Renalia dan Didi.
Keributan tersebut mengundang rasa penasaran dari orang tua korban, Asep Saepudin.
"Saat bapaknya mengecek ke belakang, korban keluar dari kamar sambil menangis dengan kondisi badan penuh darah," kata Andi.
Menurut Andi, korban yang melihat ayahnya langsung merangkul pundak.
Di saat bersamaan ayah korban melihat Didi kabur meninggalkan rumah.
Ayah korban yang melihat hal itu langsung meminta pertolongan warga, sedangkan Renalia tewas di pangkuan sang ibu.
"Pelaku langsung dikejar oleh warga.
Namun sampai pukul 03.20 WIB tidak juga ditemukan," jelasnya.
Hingga kemudian pelaku ditemukan di belakang rumah korban dengan kondisi leher tergorok diduga hendak bunuh diri.
"Pelaku langsung dilarikan ke Puskesmas oleh warga, kemudian dirujuk ke RS Adjidarmo," ujarnya.
Baca juga: Brutal Suami Bunuh Istri Lalu Tidur dengan Mayat, Siasat Gila ke Polisi: Kena Covid-19, Ogah Dekat
Andi menjelaskan, Didi menghabisi nyawa sang istri menggunakan pisau lipat.
Korban mengalami luka di bagian leher, tangan dada dan rahang.
"Korban sudah dilarikan ke RS Bhayangkara Serang untuk diotopsi," ungkapnya.
Berdasarkan penjelasan Kapolsek Cibeber Iptu Heri Susanto menjelaskan, untuk sementara motif pelaku membunuh nyawa istrinya karena persoalan ekonomi.
"Motifnya ekonomi sih," kata Heri saat dihubungi TribunBanten.com.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com