Penyebab kedua adalah minimnya orientasi yang dilakukan jemaah. Setibanya di Madinah atau Mekkah, mereka sudah langsung memikirkan ibadah.
Padahal, yang seharusnya dilakukan adalah menghafal nama hotel, menghafalkan jalan, pintu masuk masjid dan beberapa tempat yang mudah diingat.
Namun, itu dilewatkan oleh jemaah. Sehingga, ketika mereka sudah pulang dari ibadah, mereka kebingungan kembali ke hotelnya karena minimnya orientasi.
Terakhir, soal faktor usia. Mayoritas jemaah lansia mengalami demensia atau penyakit lupa. Sehingga mereka mudah jalan sendiri meninggalkan rombongannya.
Dan ketika terpisah, mereka sudah kesulitan sekali mengingat nama, hotel dan lain sebagainya. Dan ini menjadi pekerjaan sulit untuk petugas mengembalikannya.
Para petugas memiliki kewajiban untuk mencari dan mengantarkan jemaah ketika tersesat, terpisah dari rombongannya sampai kembali ke rombongannya.
Petugas akan memastikan dan mencari jemaah yang hilang atau tersesat. Berbagai upaya dilakukan petugas, mulai membentuk tim kecil hingga besar untuk pencarian.