TRIBUNJATIM.COM - Langit Indonesia akan dilewati fenomena supermoon.
Adapun supermoon akan terlihat pada Selasa (1/8/2023).
Langit malam nantinya akan lebih terang dari biasanya.
Hal tersebut diungkapkan oleh peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Clara Yono Yatini.
“Tanggal 1 Agustus 2023 ada fenomena supermoon, masyarakat Indonesia bisa menyaksikannya,” ucap Clara kepada Kompas.com, Selasa (25/7/2023).
Untuk cara melihat supermoon 1 Agustus 2023 mendatang, Clara pun menjelaskan.
Baca juga: Apa itu Strawberry Supermoon? Fenomena Astronomi yang Terjadi 24 Juni 2021, Cek Waktu Menyaksikan
Ia menegaskan, masyarakat tidak perlu menggunakan alat bantu untuk melihat fenomena supermoon tersebut.
Menurutnya, tidak ada waktu puncak yang signifikan untuk menyaksikan supermoon.
"Sepanjang malam tidak akan terasa perbedaannya. Selama cuaca mendukung sepanjang malam, Bulan (supermoon) akan tampak terang," ungkapnya.
Terdapat 4 supermoon
Pada tahun ini, total ada empat fenomena supermoon dan sudah pernah terjadi sekali pada Senin (3/6/2023).
“Untuk tahun 2023 ini, supermoon akan terjadi di 3 Juli, 1 Agustus, 31 Agustus, dan 29 September,” sebutnya.
Ia mengungkapkan, supermoon tidak akan berdampak bahaya terhadap Bumi maupun Indonesia.
“Tetapi mungkin akan ada perubahan pada pasang surut air laut,” kata dia.
Clara mengatakan, supermoon adalah fenomena ketika Bulan purnama berada pada jarak terdekat dengan Bumi.
“Ini terjadi karena lintasan Bulan mengelilingi Bumi tidak bulat sempurna, agak elips (lonjong),” jelasnya.
Baca juga: Padahal Negara Tropis, Viral Hujan Salju Terjadi di Papua, BMKG Bongkar Penyebab Fenomena Langka
Saat supermoon, Bulan purnama menjadi terlihat lebih besar, lebih dekat, dan lebih terang.
“Bulan purnama terjadi ketika Bulan tepat berseberangan dengan Matahari, Bumi di antara keduanya,” terangnya.
Ia menyebutkan, hal itu membuat seluruh permukaan Bulan yang menghadap Bumi memantulkan sinar matahari.
Clara mengatakan, supermoon adalah fenomena ketika Bulan purnama berada pada jarak terdekat dengan Bumi.
“Ini terjadi karena lintasan Bulan mengelilingi Bumi tidak bulat sempurna, agak elips (lonjong),” jelasnya.
Saat supermoon, Bulan purnama menjadi terlihat lebih besar, lebih dekat, dan lebih terang.
“Bulan purnama terjadi ketika Bulan tepat berseberangan dengan Matahari, Bumi di antara keduanya,” terangnya.
Ia menyebutkan, hal itu membuat seluruh permukaan Bulan yang menghadap Bumi memantulkan sinar matahari.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com