Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Korban dugaan keracunan setelah menyantap makanan sajian di acara hajatan pemberian nama di Desa Truni Kecamatan Babat Lamongan, Jumat (28/7/2023) sebagian diantaranya masuk di ruang Intensive Care Unit ICU Rumah Sakit tempat korban dirawat.
Sementara seorang pasien diantaranya bernama Mila juga masih terpasang banyak selang infus, meski sudah masuk ruang rawat inap. Ia merasakan mual, pusing dan diare
Sedangkan puluhan korban lainnya yang dirawat di RS NU, dan di RS Muhammadiyah Babat masuk di ruang perawatan.
Apa penyebab ada yang harus masuk ICU ? menurut dokter piket RS Muhammadiyah, dr Aisyah Cholifaur Rohmah, mereka yang dirawat di ICU diantaranya karena mengalami dehidrasi berat akibat diare.
Korban sudah dalam kondisi parah saat dibawa ke RS Muhammadiyah. Namun dari belasan korban yang dirawat di RS Muhammadiyah mayoritas cenderung membaik.
Baca juga: BREAKING NEWS: Diduga Keracunan Makanan Hajatan Pemberian Nama, Puluhan Warga Lamongan Dirawat di RS
Baca juga: Pengakuan Santriwati Korban Keracunan Massal di Bondosowo, Mual Setelah Makan Daging Kambing
"Mereka datang dengan keluhan yang sama yaitu mual muntah dan diare," kata dr Aisyah kepada Tribun Jatim Network, Minggu (30/7/2023).
Disebutkan, ada 3 korban yang tergolong berat yang karena dehidrasi berat dan infeksi.
Rata-rata korban yang dibawa ke RS Muhammadiyah itu sudah parah, ada yang diare terus menerus saat di rumah sampai mengalami dehidrasi.
Terdata ada yang satu keluarga dirawat di RS karena keluhan yang sama setelah menikmati sajian makanan dari acara di RT 02 RW 02 Desa Truni tersebut dari hajatan pemberian nama di rumah Wahyudi.
Baca juga: Muntah dan Pusing Pulang dari Acara Yasinan, Puluhan Warga di Tulungagung Keracunan
Total seluruh korban sebanyak 34 orang dan rata-rata orang dewasa. Lima korban diantaranya bisa pulang setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit untuk menjalani rawat jalan.
Seorang korban Ahmad Yani yang dirawat di RS NU mengaku, ia sama sekali tidak menyalahkan pihak keluarga yang menggelar hajatan. Ia hanya berharap, para korban segera sembuh dan bisa beraktifitas kembali.
Sementara itu, Polres Lamongan masih menangani musibah yang diduga akibat keracunan makanan. Hasil lab itu nanti yang akan menjadi petunjuk penyebab insiden ini.
"Tunggu hasil uji lab sampel sisa makanan," kata Anton.
Yang terpenting saat ini adalah bagaimana puluhan korban bisa segera pulih dan beraktifitas untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Diberitakan sebelumnya, selain banyak 34 orang warga Desa Truni Kecamatan Babat Lamongan harus dilarikan ke rumah sakit diduga karena keracunan memakan sajian di acara hajatan (krayahan) pemberian nama.
Hajatan pemberian nama dari anak Faizah itu sejatinya pada Jumat Pada hari Jumat (28/7/2023) sekitar pukul 16.00 WIB.
Hajatan dilangsungkan di rumah orang tua Faizah, Wahyudi di RT 002 RW 002 Desa Truni Kecamatan Babat dengan mengundang warga RT.
Sehari kemudian yakni pada Sabtu (29/7/2023) pukul 10.13 WIB warga yang mendapat undangan mulai merasakan keluhan sakit kepala, suhu badan panas.
Kemudian dibarengi mual-mual disertai muntah dan diare sebanyak 3 orang sampai harus dirujuk ke ke Rumah Sakit Muhamadiyah Babat.
Tidak berhenti pada 3 orang warga itu, malamnya pada pukul 21.00 WIB menyusul ada warga yang merasakan dengan keluhan yang sama.
Sebanyak 12 korban kemudian di bawa ke RSU Muhammadiyah, dan 17 korban di rujuk ke RS NU dan 5 di Puskesmas.
"Ada 5 orang yang sudah bisa pulang dan menjalani rawat jalan," kata Kapolsek Babat, Kompol Ali Kantha melalui Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Anton Krisbiantoro saat dikonfirmasi SURYA, Minggu (30/7/2023).
Masih ada 29 korban yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Polisi mulai tadi malam sudah bergerak mengambil sisa makanan untuk diuji di laborat.
"Sekarang belum diketahui dari makanan yang mana yang memicu dugaan keracunan warga Truni," kata Anton.
Pihaknya masih menunggu hasil uji lab sisa makanan yang disajikan pada warga. Ia tidak akan berandai-andai penyebab pastinya.