"Metode HDD itu memang ada lumpur yang kami injeksikan di situ untuk mengisi kekosongan ketika lubang itu dibuat sebelum pipa itu ditarik."
"Ini menjadi pelicin. Apalagi ini pipa besar," papar alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) ini.
Namun, saat pipa ditarik ternyata membuat aspal di atasnya ikut terangkat.
"Ketika ada ruang kosong kemudian menekan udara, terjadi angkatan hingga membuat tanah mengangkat ke atas," lanjutnya.
Sehingga, pihaknya memastikan bahwa lumpur yang ada di titik tersebut bukan akibat dari pengeboran.
Namun, karena memang telah ditambahkan pihaknya.
"(Aspal terangkat) Bukan karena ada lumpur, melainkan karena ada tekanan," tegasnya.
Sekalipun demikian, pihaknya memastikan tak ada gangguan suplai air di kawasan ini.
Pergantian pipa besi 600 mm menjadi pipa HDPE 600 mm sebagai peremajaan dan mencegah kebocoran.
"Nantinya, pipa baru ini ditanam menggantikan pipa lama."
"Sehingga, sekarang pipa lama masih beroperasi. Kalau pipa baru sudah selesai tersambung, baru kita alihkan," katanya.
Pergantian pipa tersebut juga untuk mengantisipasi kebocoran air yang bisa menggerus bawah flyover Diponegoro.
"Kami segerakan (pergantian) untuk antisipasi terjadinya bocor. Kalau terjadi bocor di sana akan sulit penanganannya," katanya.
Manajer Rehab Pipa PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Louis Andilun Gatu memastikan instruksi tersebut telah dijalankan.
"Saya sampaikan warga tidak perlu khawatir, karena (tanah) yang sudah meletus ini sudah terisi pipa, jadi tidak ada potensi untuk longsor," katanya.