Berita Viral

Motif Asli Mahasiswa UI Bunuh Junior, Mayat Disimpan di Kolong Ranjang, Korban Dikubur di Lumajang

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Motif mahasiswa UI bunuh junior terungkap, cara bunuh sadis hingga mayat disimpan di bawah kolong ranjang.

TRIBUNJATIM.COM - Motif asli mahasiswa UI bunuh junior akhirnya terungkap perlahan.

Kasus penemuan mayat mahasiswa UI di kamar kos memang menuai perbincangan publik.

Sesosok mayat ditemukan di kolong tempat tidur sebuah kamar kos.

Mayat tersebut disimpan di kolong ranjang setelah tewas dengan berbagai luka tusuk di bagian dada.

Kini, korban sudah dibawa ke Lumajang Jawa Timur untuk dikuburkan.

Pemicu pembunuhan mahasiwa UI (Universita Indonesia) oleh seniornya di Depok mulai terkuak.

Seperti diketahui, korban MNZ seorang mahasiswa UI ditemukan tewas mengenaskan di kolong ranjang kamar kosannya yang berlokasi di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat.

Jasad korban ditemukan penuh luka senjata tajam terbungkus plastik hitam.

Korban tewas ditangan seniornya sendiri yakni AAB, pria berusia 23 tahun.

Pemicu pelaku melakukan pembunuhan ternyata tak disangka.

Baca juga: Detik-detik Kades di Pasuruan Teriak saat Dibacok, Warga Semburat, Nasib Korban dan Motif Terungkap

Wakasatreskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan menerangkan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku diduga iri dengan korban.

Tak hanya itu, pelaku juga tengah terlilit utang sewa kosan dan pinjaman online (pinjol).

Hingga kini polisi masih terus mendalami motif asli pelaku menghabisi korban dengan cara yang sangat sadis itu.

AAB nekat menghabisi juniornya dan menggasak laptop MacBook dan iPhone milik korban MNZ.

Penemuan mayat mahasiswa UI di kolong ranjang kos (Tribunnews.com)

"Pelaku iri dengan kesuksesan korban dan terlilit bayar kosan serta pinjol kemudian mengambil laptop dan HP korban," kata AKP Nirwan Pohan dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (4/8/2023), seperti dikutip Tribun Jatim dari Tribun Jakarta

Halaman
1234

Berita Terkini