AH Thony yang melihat potensi ini berharap keberadaan pabrik paving ini nantinya bisa berinovasi untuk produk varian yang sejenis. Tapi saat ini bisa fokus dulu untuk menggenjot produk terbaik paving.
"Saya melihat spirit mereka yang akan merasakan dari sisi prestasi dan penghasilan tiap bulan."
"Sehingga perlu didorong lagi agar lebih cepat menghasilkan," kata pria asli Bojonegoro ini.
Mantan dosen Unitomo Surabaya ini melihat animo warga gakin yang ingin bekerja di pabrik paving RW 06 sangat tinggi.
Permintaan warga untuk bekerja harus direspons, karena ke depan akan banyak bonus demografi yang lebih produktif.
BUM Kel
Pabrik paving Siwalan Kerto baru berjalan dua bulan.
Masih perlu pendampingan dan pengelolaan menajemen.
Namun partisipasi dan kemandirian warga harus menjadi pemikiran bersama.
Tidak hanya pasrah bongkokan kepada Pemkot.
Selama ini, alur produksi hingga pemasaran paving masih dari Pemkot. Material dicukupi. Setelah jadi paving dijual ke Pemkot.
"Saya berpikir perlunya pengembangan produk untuk memenuhi pasar di luar Pemkot. Untuk itu ke depan perlu manajemen di tingkat kelurahan. Bisa saja dibentuk BUMD Kelurahan atau BUM Kel," tandas AH Thony.
Dengan begitu keterlibatan masyarakat dalam memanfaatkan padat karya, baik secara kuantitas maupun kualitas terlihat nyata dengan adanya peningkatan pendapatan gakin.
Tak hanya itu, disparitas juga bisa teratasi.
Sejak dicetuskan Juli 2022, usaha padat karya paving ini di bawah kendali Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya.