Lirik Lagu

Makna dan Lirik Lagu Wake Me Up When September Ends - Green Day, Ada Kisah Kematian di Baliknya

Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Green Day

TRIBUNJATIM.COM - Jika Agustus identik dengan lagu August milik penyanyi asal Amerika, Taylor Swift, September pun demikian.

Lagu berjudul Wake Me Up When September Ends dari band rock asal Amerika, Green Day, menjadi trending setiap kali bulan September tiba.

Wake Me Up When September Ends memiliki makna yang sedih di setiap baitnya.
 
Dilansir dari American Song Writer, lagu ini ditulis oleh vokalis serta gitaris band tersebut, Billie Joe Armstrong, setelah kematian ayahnya pada September 1982.

Setiap awal bulan September, lagu "Wake Me Up When September Ends" atau yang diterjemahkan menjadi "Bangunkan Aku Ketika September Berakhir" hampir selalu dibicarakan karena mengisyaratkan kesedihan.

Lirik lagu "Wake Me Up When September Ends" mengisahkan tentang musim panas yang telah selesai dan digantikan dengan musim hujan.

Selaras dengan rintik hujan yang mulai datang, kenangan-kenangan mereka yang telah meninggalkan kita juga kembali keingatan.

Kenangan-kenangan dari orang kesayangan yang telah pergi atau telah tiada itu pun membawa rasa sakit karena tak bisa terulang kembali.

Oleh karena itu, bagi penikmat musik yang merasa pengalamannya mirip dengan liriknya, akan selalu teringat dengan lagu tersebut pada bulan September.

Melansir Kompas.tv, Sabtu (2/9/2023), lagu "Wake Me Up When September Ends" ternyata memang memiliki kisah sedih di balik liriknya.

Kisah sedih itu diungkapkan vokalis sekaligus frontmant Green Day, yaitu Billie Joe Armstrong.

Bille menuturkan, dirinya menulis lirik 'Wake Me Up When September Ends' sebagai pengingat kematian ayahnya.

Ayah Billie yang bernama Andrew Armstrong meninggal pada September 1982, ketika Billie masih berusia 10 tahun.

Menurut Billie, judul lagu 'Wake Me Up When September Ends' adalah kata-kata yang ia ucapkan pada ibunya setelah kematian ayahnya.

“Kupikir kenangan peristiwa itu terus menemaniku,” ujar Billie, dikutip dari Popbuzz.com.

Billie mengaku selalu merasa sedih dan kecewa ketika September datang. Apalagi, ia kehilangan sosok ayah pada usia begitu muda.

Sebuah larik dalam lagu itu berbunyi “seven years has gone so fast” merupakan referensi pada waktu 7 tahun antara kematian ayahnya hingga pembentukan band Green Day.

Halaman
123

Berita Terkini