Itupun, lanjut tersangka AT, dirinya sebenarnya dipaksa untuk mengikuti ajakan kedua orang temannya yang kini sedang buron tersebut. Kalau tidak mau, ia mengaku, bakal disiksa dan motornya bakal dijual.
"Saya kapok pak. Saya cuma diajak. Karena diancam sama mereka. Kalau enggak ikut (aksi begal) nanti saya sikat sendiri (dipukul atau motor dirampas)," ujarnya saat diinterogasi oleh Kapolsek Tandes Polrestabes Surabaya Kompol Zulkifli A Musa, di halaman Mapolsek Tandes, Sabtu (9/9/2023).
Setelah berhasil menjual motor Honda Vario 160 bernopol S-3462-OCB milik korban yang bernama Fajar itu, ke penadah di Kabupaten Bangkalan, seharga lima juta rupiah. Ia mengaku memperoleh upah bagi hasil Rp1,5 juta.
Uang haram tersebut digunakannya untuk menghidupi istri dan seorang anaknya. Selain itu, juga ia gunakan membeli asesoris spion motor, agar tunggangannya itu makin 'eye cathy'.
Saat ditanya mengenai keluarga, istri dan anaknya. Suara tersangka AT yang semula terdengar jelas, mendadak berubah memelan dan berganti dengan rengekan.
Meski mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Kesediaan dan air matanya tak dapat sepenuhnya disembunyikan. Tersangka AT mengaku kapok terlibat aksi kejahatan gegara diajak temannya. Ia menyesali perbuatannya, dan ingin bertobat.
Saking membuncahnya rasa penyesalan itu, tersangka AT bahkan secara spontan memeluk tubuh Kanit Reskrim Polsek Tandes Iptu Edy Mamoto yang berdiri disamping kirinya.
Bahkan, mungkin saking tak kuatnya, ia nekat hendak bersujud di lutut Iptu Edy Mamoto, namun berhasil dicegah untuk ditenangkan dan dibawa kembali ke ruang tahanan.
"Saya baru dapat Rp1,5 juta pembagian upah begal. Uang buat kebutuhan sehari-hari. Dan beli spion ini sarana motor saya. Anak saya 2, 1 meninggal. Saya salah pak. Saya minta ampun," rengeknya seraya memeluk dan bersimpuh ke lutut Kanit Reskrim Iptu Edy Mamoto.
Sekadar diketahui, komplotan begal senjata tajam parang itu beraksi di ruas Jalan Raya Satelit Utara, Tanjungsari, Sukomanunggal, Surabaya, sekitar pukul 22.50 WIB, Rabu (26/7/2023).
Korbannya bernama Fajar Oktaviano Ramadhan (20) warga asal Jombang, yang indekos di Jalan Balongsari, Tandes, Surabaya.
Akibat insiden tersebut, motor Honda Vario 160 bernopol S-3462-OCB yang dibelinya secara kontan (cash) senilai Rp27 juta, sebelas bulan lalu, atau sejak September 2022 silam, amblas.
Ceritanya, pada malam hari itu, Fajar baru saja pulang dari berkunjung ke rumah calon mertuanya di kawasan Kecamatan Sawahan, Surabaya.
Seperti biasa, ia melintasi rute jalan yang dirasa lebih cepat di ruas jalan tersebut.
Setelah melintasi sebuah bangunan supermarket di permukiman tersebut. Berjarak sekitar 100 meter, Fajar terpaksa menepikan laju motornya sejenak di bahu jalan.