Berita Jatim

Sepekan Operasi Zebra 2023 di Jatim, Angka Laka Lantas Turun 13 Persen

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Satlantas Polres Malang utamakan sosialisasi Operasi Zebra Semeru 2020. Penyuluhan itu berupa kedisiplinan berkendara serta penerapan protokol kesehatan

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sepekan Operasi Zebra 2023 di Jatim sejak Senin (4/9/2023) hingga Senin (11/9/2023) mampu menurunkan angka kecelakaan lalu lintas jalanan sekitar 13 persen. 

Berdasarkan hasil analisa data, dengan membandingkan jumlah kasus kecelakaan tujuh hari sebelum dan sesudah pelaksanaan operasi. 

Tercatat, penurunan kasus kecelakaan lalu lintas hingga sekitar 13 persen, dengan selisih 66 kejadian. 

Semula dari 515 kasus kecelakaan lalu lintas sepekan sebelum operasi, menjadi 449 kasus kecelakaan selama sepekan pelaksanaan operasi. 

Kemudian, mengenai jumlah fatalitas kecelakaan hingga membuat korban meninggal dunia (MD). 

Terdapat penurunan hingga 19 persen, dari 52 korban jiwa hingga 42 korban jiwa. 

Tipe kecelakaan yang datanya terbilang paling tinggi adalah tabrak depan dan samping, artinya kecelakaan paling banyak terjadi karena pelanggaran pengemudi.

Yakni pengguna jalan tidak mentaati aturan tata cara mengemudi, yang melibatkan sepeda motor sebagai kendaraan paling banyak terlibat.

Baca juga: Operasi Zebra Semeru 2023 di Kota Malang, Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas Diberi Beragam Pembekalan

Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol M Taslim Chairuddin menjelaskan, Operasi Zebra 2023 adalah operasi khusus bertujuan mewujudkan keamanan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas.

Yang artinya, sasaran utama pelaksanaan operasi tersebut adalah untuk meningkatkan disiplin atau ketaatan hukum masyarakat selama berkendara di jalanan. 

Mengingat tema yang diusung adalah 'Kamseltibcarlantas yang Kondusif Menuju Pemilu Damai'.

Maka, cara bertindak (CB) yang dikedepankan adalah kegiatan edukatif, persuasif dan penegakkan hukum (Gakkum) yang humanis, dengan memanfaatkan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), teguran simpatik.

Taslim menerangkan keberhasilan operasi ini tidak lepas dari peningkatan aktivitas kegiatan kita, baik tindakan pre-emtif, preventif maupun represif. 

Artinya, kegiatan preemtif meningkat sejajaran kepolisian lalu lintas telah melakukan sebanyak 2.811.177 kegiatan, meningkat 60 persen jika dibandingkan operasi tahun 2022, sebanyak 1.761.142, baik melalui cetak, elektronik, medsos, spanduk, leaflet.

Baca juga: Operasi Zebra 2023 di Surabaya, Beragam Pelanggaran Jadi Sasaran, Tak Hanya Main HP saat Berkendara

"Sementara giat preventif meningkat 59 persen, sementara tindakan represif atau gakkum cenderung menurun," ujarnya, Selasa (12/9/2023). 

Dari hasil anev tersebut, lanjut Taslim, kehadiran Polri di lapangan untuk melakukan edukasi dan imbauan tidak cukup berarti dalam upaya mencegah terjadinya laka lantas dengan fatalitas korbannya. 

Namun, perlu didorong oleh adanya kesadaran untuk berkendara secara patuh, sopan dan aman dari pengguna jalan itu sendiri.

Oleh karena itu, ia berharap kepada masyarakat atau para pengguna jalan untuk tidak pernah takut dengan keberadaan Polisi dijalan, tetapi takutlah dengan aturan itu sendiri. 

"Penegakan hukum memang kita kurangi, lebihnya hanya mengedepankan tilang elektronik atau ETLE, mengingat saat ini sudah memasuki tahun politik dimana eskalasi kamtibmas meningkat dan Polri sangat membutuhkan dukungan, kepercayaan dan kerjasama yang baik dengan seluruh komponen masyarakat," pungkasnya. 

Sementara itu, pengendara motor Udin mengatakan, dirinya mengaku senang jika anggota kepolisian berada di sudut-sudut ruas jalan yang terkategori lawan kecelakaan lalu lintas ataupun kejahatan jalanan. 

"Selain razia memang bagus juga ditempatkan di titik-titik lokasi rawan laka, jambret, termasuk buat mengatur lalu lintas kalau pas macet," ujar karyawan pabrik asal Sidoarjo itu. 

Berita Terkini