Berita Blitar

Kisah Perajin Batik Tutur Khas Blitar, Berawal dari Kegiatan PKK, Kini Jadi Sumber Penghasilan

Penulis: Samsul Hadi
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eni Setiawati (49), perajin batik asal Desa Tlogo, Kanigoro, Kabupaten Blitar menunjukkan karya batik tutur miliknya, Senin (2/10/2023).

Ia menganggap kerajinan batik merupakan literasi, sebuah karya seni berupa desain yang bisa dikemas cerita sejarah, doa dan harapan.

Belakangan, Eni mulai mengembangkan batik tutur yang menjadi khas Blitar. Batik tutur ini sudah ada di Blitar sejak era penjajahan Belanda.

Ia mendapatkan contoh motif batik tutur dari seorang teman. Menurutnya, motif batik tutur khas Blitar yang terdiri atas binatang dan alam penuh dengan filosofi.

Ia mencontohkan motif merak pada batik tutur menunjukkan sebuah kesombongan. Lalu, motif singa pada batik tutur melambangkan sebuah kekuasan.

Baca juga: Bisa Jadi Peluang Bisnis Emak-emak di Sumenep, Mak Ganjar Kenalkan Teknik Membatik Ramah Lingkungan

"Batik juga bisa jadi media mengenalkan sejarah kepada anak-anak. Saat ini, anak mulai malas membaca sejarah. Di situ saya tergugah ingin mengenalkan sejarah kepada anak-anak lewat batik," katanya.

Karena menjadi sebuah literasi, Eni lebih mengutamakan karya batik tulis. Namun, proses pembuatan batik tulis butuh waktu lama.

Satu kerajinan batik tulis, proses pembuatannya kadang membutuhkan waktu minimal satu bulan.

"Untuk batik cap sebagai alternatif bagi pelanggan yang butuh cepat dan harganya terjangkau," ujarnya.

Eni dibantu sekitar 13 pekerja untuk memproduksi batik. Namun, untuk ide desain, semua dibuat sendiri oleh Eni.

Dalam sebulan, ia bisa memproduksi sekitar 125 lembar batik cap, 75 lembar batik kombinasi cap dan tulis dan satu lembar batik tulis.

"Kalau produksi batik tulis minimal satu dalam sebulan. Batik tulis itu istilahnya karya eksklusif," katanya.

Harga batik cap milik Eni dijual mulai Rp 100.000 sampai Rp 250.000 per lembar. Sedang harga batik kombinasi cap dan tulis dijual mulai Rp 300.000 sampai Rp 500.000 per lembar.

"Kalau harga batik tulis mulai Rp 500.000 sampai Rp 2 juta per lembar," ujarnya.

Menurutnya, permintaan kerajinan batik miliknya paling banyak dari pelanggan lokal Blitar.

Biasanya, kerajinan batik milik Eni banyak dipesan oleh instansi pemerintahan.

"Pelanggan dari luar kota juga sudah ada, dari Jawa Barat. Tapi kebanyakan pelanggan masih lokal. Tahun ini, juga mulai ada pesanan dari pekerja migran di Hongkong," ujarnya.

Eni berharap masyarakat semakin mencintai produk kerajinan batik. Selain melestarikan warisan budaya, dengan memakai batik, masyarakat ikut membantu ekonomi perajin batik

Berita Terkini