Poniman menjelaskan, dari hasil pemeriksaan petugas medis, tak ada tanda-tanda penganiayaan pada kedua jenazah tersebut.
Selain itu tidak ditemukan hal-hal mencurigakan, seperti kekerasan fisik.
"Tadi dari Inafis Polres Klaten juga datang. Dari pihak keluarga tidak berkenan dilakukan autopsi dan sudah mengikhlaskan," kata Poniman.
Ditanya apa pekerjaan Y, Poniman mengatakan, Y adalah seorang pengepul logam, sedangkan IDP adalah ibu rumah tangga.
Pasangan ini memiliki dua anak dengan salah satu anak berumur sekitar empat bulan.
Bayi tersebut ditemukan menangis di sebelah kedua jasad orang tuanya.
Sementara itu Kapolres Klaten, AKBP Warsono mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan mendalam terkait kematian pasutri tersebut.
"Kami akan melakukan penyelidikan lebih dalam karena dari hasil di TKP tidak ada tanda-tanda kekerasan, tapi kita melakukan pendalaman," jelasnya saat ditemui di Mapolres Klaten pada sorenya.
Baca juga: Nasib Suami Kedua Tewas Dibunuh Suami Pertama, Padahal Dulu Direstui, Istri Selamat Ngumpet di Kasur
AKBP Warsono menjelaskan, pihaknya sudah mengambil sampel makanan yang ada di meja makan dan mengirimkannya ke Laboratorium Forensik di Polda Jawa Tengah untuk diuji.
Hasil dari labfor tersebut akan menjadi dasar polisi mengambil langkah selanjutnya.
"Kami pun belum ada dugaan sementara, karena dari visum luar ya tidak ada tanda-tanda kekerasan," terangnya lagi.
AKBP Warsono mengungkap jika ada sesuatu yang janggal, pihaknya akan mengupayakan langkah hukum.
Kaur Bin Ops (KBO) Satreskrim Polres Klaten, Iptu Umar Mustofa menjelaskan, pihaknya memeriksa saksi-saksi, termasuk dari keluarga yang ada di TKP.
"Ya, sampel makanan juga dikirimkan ke labfor untuk memperkuat indikasi kandungan berbahaya," tutupnya.
Dari undangan lelayu yang diterima Tribun Jogja, Y dan IDP dimakamkan terpisah, meski masih satu Kecamatan.